DPRD DKI Terima Laporan Banyak KJP yang 'Digadaikan' Ortu untuk Kredit Motor

29 Juli 2024 15:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
Safitri, salah satu orang tua murid, menunjukkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) saat berbelanja peralatan sekolah di Rommy Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (10/7). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Safitri, salah satu orang tua murid, menunjukkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) saat berbelanja peralatan sekolah di Rommy Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (10/7). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak menerima laporan soal Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang banyak disalahgunakan orang tua siswa.
ADVERTISEMENT
Malah ada yang menggunakannya sebagai alat pembayaran untuk membeli motor secara kredit dengan cara KJP "digadaikan" ke pemberi utang.
"Jadi banyak KJP yang dipakai orang tua bukan untuk anak di bidang pendidikan, tapi untuk kredit motor, kredit tv, kredit baju, dan itu uangnya berbunga," ujar Johnny saat dihubungi wartawan, Senin (29/7).
"Aku berani mengatakan itu karena aku lagi bicara dengan ibu-ibu semua ini. 'Banyak, Pak Johnny, mayoritas ini. Walaupun enggak semua'," sambungnya.
Johnny menyebutkan, para oknum ini memanfaatkan uang bulanan Rp 350 ribu dari KJP untuk membeli keperluan lain yang tak berkaitan dengan keperluan pendidikan anaknya.
"Mereka pinjam sama seseorang, pembayarannya pakai itu (KJP), setiap bulan itu diambil. Nah, makanya dengan cara seperti itu, itu pun bunga, mereka bayar bunga lagi," jelas Johnny.
ADVERTISEMENT
Kader PDIP itu heran, di saat pemerintah memberikan kemudahan bagi siswa untuk pendidikan, justru disalahgunakan orang tua mereka.
"Bisa bayangin, masa udah dapat KJP, ijazah masih ditahan. Berarti enggak dia gunakan. Makanya menurut aku lebih bagus digratiskan aja sekolah-sekolah ini. Tarik lagi itu yang namanya KJP itu. Gak guna" tutur Johnny.
Sekolah gratis ini sebagai agar tak ada lagi penyalahgunaan KJP.
"Iya, gratiskan sekolah, karena kan besar nih kalau menggratiskan. Karena fakta di lapangan (KJP) banyak disalahgunakan. Bukan untuk peruntukan anak-anak," lanjutnya.