dr Reisa: Puncak COVID-19 Akibat BA.4-BA.5 Diprediksi 20 Ribu Kasus

15 Juli 2022 20:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Reisa Broto Asmoro sebelum disuntik vaksin corona Sinovac saat vaksinasi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/1).  Foto: Youtube/@Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
dr Reisa Broto Asmoro sebelum disuntik vaksin corona Sinovac saat vaksinasi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/1). Foto: Youtube/@Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro menjelaskan saat ini Indonesia naik ke level 2 WHO. Hal ini karena kenaikan kasus akibat varian Omicron BA.4 dan BA.5.
ADVERTISEMENT
"Prediksi telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bulan lalu, puncak kenaikan kasus diperkirakan terjadi pada minggu ketiga atau minggu ke-4 bulan Juli dengan jumlah kasus diprediksi mencapai 20.000 kasus baru per harinya," kata Reisa kepada wartawan, Jumat (15/7).
"Oleh karena itu kita tidak boleh lengah terlebih dahulu tetap harus selalu waspada karena kita masih berada dalam rentang waktu tersebut," imbuhnya.
Saat ini Indonesia naik ke level 2 WHO. Artinya, kondisi ini harus diperhatikan.
“Maka apabila kita melihat data kajian Kementerian Kesehatan per 13 Juli 2022 maka situasi Indonesia masuk ke dalam level 2, transmisi komunitas kasus di Indonesia yakni di angka 6,70 per 100.000 penduduk per minggu dengan rawat inap di Rumah Sakit 0,57 per 100.000 penduduk per minggunya dan kematian 0,01 per 100.000 penduduk per minggu,” jelas Reisa.
ADVERTISEMENT
Bila melihat data peningkatan kasus Covid19 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, pada tanggal 13 Juli 2022 kenaikan kasus mencapai 3.000 kasus perhari.
Hal ini membuat positivity rate harian Indonesia menjadi 5,88% dan positivity rate satu pekan terakhir adalah 5,72%. Artinya saat ini Indonesia harus kembali masuk ke negara yang harus diperhatikan karena telah melebihi standar Who di mana positivity rate sebaiknya tidak lebih dari 5%.