dr Sriyanto: Sebagai Nakes, Sejak Awal Saya Berpikir Suatu Saat Akan Kena Corona

11 Desember 2020 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Sriyanto, penyintas COVID-19. Foto: Dok. dr Sriyanto
zoom-in-whitePerbesar
dr Sriyanto, penyintas COVID-19. Foto: Dok. dr Sriyanto
ADVERTISEMENT
Sriyanto, seorang dokter bedah di Wonogiri, Jateng, sudah memprediksi sejak Lebaran pada Mei lalu bahwa dia akan kena COVID-19. Sebab, penularan saat itu sangat masif.
ADVERTISEMENT
"Sejak setelah Lebaran itu COVID memang sudah banyak, sebagai nakes kita sudah berpikir suatu ketika kita bakal terkena juga COVID ini," kata dr Sriyanto yang juga punya klinik sendiri ini dalam acara bincang-bincang Live Corona Update kumparan, Jumat (11/12).
Ia pun sejak saat itu langsung bersiap diri. Bertanya soal rumah sakit hingga menghubungi rekan seprofesinya.
"Sehingga dari kami itu sudah mempersiapkan nanti pilih rumah sakit mana, sudah mulai tanya-tanya mengenai sana-sini di rumah sakit lain, obat yang paling bagus itu seperti apa," tutur dia.
"Karena memang saat ini penelitian tentang COVID yang efektif itu belum banyak," imbuhnya.
dr Sriyanto, penyintas COVID-19. Foto: Dok. dr Sriyanto
Lalu apakah dr Sriyanto bisa mengira ia tertular di mana?
"Pekerjaan saya adalah dokter bedah di klinik, [melayani] sebanyak 40 pasien setiap hari. Jadi saya terkena COVID itu bisa waktu di rumah sakit atau di luar rumah sakit. Memang kita risikonya lebih tinggi daripada orang biasa yang terkena," urainya.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya dr Sriyanto benar-benar terinfeksi akhir November lalu. Namun persiapan sudah dilakukan, termasuk ingin dirawat di RSUD Moewardi Solo.
RSUD Dr Moewardi di Surakarta, Jawa Tengah Foto: RS Moewaardi
"Saya langsung menghubungi teman-teman yang nanti membantu ketika terkena COVID, proses saya masuk itu dibantu oleh dokter spesialis paru dan dokter spesialis anestesi yang bertugas di RSUD Wonogiri," jelasnya.
"Dan dibantu oleh dokter spesialis penyakit dalam, jadi tiga itu yang paling berperan ketika saya sakit," tutur dia.
dr Sriyanto kini telah sembuh setelah melewati perawatan intensif selama 11 hari. Ia menyebut plasma darah dan obat Actemra menjadi dua hal yang paling berpengaruh pada kesembuhannya.