Drajad Wibowo dan Hanafi Rais Caketum Penantang Zulhas di Kongres 2020

12 November 2019 19:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PAN akan segera memilih ketua umum periode 2020-2025 pada Kongres PAN tahun 2020 mendatang. Hingga saat ini, sudah ada sejumlah nama yang masuk bursa calon ketua umum, termasuk calon petahana Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo, dan Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais.
ADVERTISEMENT
Sekjen PAN Eddy Soeparno mengaku sudah mendengar ada sejumlah nama yang santer dikabarkan menjadi kandidat calon ketua umum. Namun, saat dikonfirmasi soal nama Drajad Wibowo dan Hanafi Rais, ia tidak menjelaskan secara spesifik.
"Memang kami dengar banyak sekali kandidat yang akan bertarung di kongres untuk dapatkan kursi ketum. Ya tokoh-tokoh partai dan tanpa menyebut nama satu per satu, semua pejuang partai, semua punya hak dan kewajiban yang sama," kata Eddy di Jakarta Selatan, Selasa (12/11).
Sekjen PAN, Eddy Soeparno. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Eddy memastikan, seluruh kader yang mendaftarkan diri akan memiliki peluang yang sama besarnya. Selama memenuhi syarat, kata Eddy, semua kader boleh mencalonkan diri.
"Semua punya peluang yang sama. Tidak ada larangan dalam AD/ART. Memang selama ini konvensinya ketum menjabat sekali, tapi itu kebiasaan dan tradisi, tapi tidak ada larangan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, menurut Eddy, saat ini arus bawah masih menginginkan Zulkifli Hasan menjadi ketua umum. Meski, hal tersebut memang tidak pernah terjadi di PAN.
"Kami juga mendengarkan masukan signifikan dari arus bawah, mereka menghendaki Zulkifli Hasan untuk kembali maju di periode kedua," ujar Eddy.
Eddy menilai, di setiap kongres partai pasti memiliki dinamikanya masing-masing. Namun, hal itu harus dilalui dengan baik tanpa ada perpecahan.
"Kami bersyukur ada dinamika, yang penting itu dinamika tersebut sehat. Dinamika itu produktif, politik yang kita jalankan adalah politik yang saling membesarkan hati satu sama lain," pungkasnya.