Drama Darurat Militer Korsel, Kini Presiden Yoon Suk-yeol Dituntut Mundur

4 Desember 2024 11:12 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Republik Korea Selatan Yoon Suk Yeol (6/9/2023). Foto: Dwi Prasetya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Republik Korea Selatan Yoon Suk Yeol (6/9/2023). Foto: Dwi Prasetya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol (63) diminta mundur usai memberlakukan darurat militer singkat pada Selasa (3/12) malam. Darurat militer itu telah dicabut lewat voting di parlemen.
ADVERTISEMENT
Kini nasib Yoon berada di ujung tanduk. Seruan mundur paling kencang disampaikan oposisi.
Kelompok oposisi adalah otak di balik voting lewat tengah malam yang membatalkan darurat militer. Mereka menegaskan pengunduran diri Yoon wajib sesegera mungkin.
Militer mencoba memasuki gedung utama Majelis Nasional setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer di Seoul, Korea Selatan, Selasa (3/12/2024). Foto: JUNG YEON-JE / AFP
Bahkan, di mata oposisi pemberlakuan darurat militer sama dengan upaya pemberontakan.
“Jika Yoon tidak mundur, (oposisi di Korsel) Partai Demokrat akan menginisiasi segera proses pemakzulan yang sejalan dengan keinginan rakyat,” kata Partai Demokrat seperti dikutip dari AFP.
Tak cuma oposisi, serikat pekerja Korsel menyampaikan tuntutan serupa kepada Yoon. Ancamannya tak main-main, mereka siap mogok massal sampai Yoon mundur.
Kini Yoon sudah mencabut darurat militer. Sebab, sebagian besar anggota parlemen mendukung pencabutan tersebut.
Pada Rabu pagi setelah sepanjang malam terjadi darurat militer, Yoon belum nampak di muka publik.
ADVERTISEMENT