Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sabtu malam (4/4), Mulyono, driver ojek online (ojol ) dari Purwokerto, Jateng, terlihat sedang menangis di pinggir jalan di Banyuanyar, Surakarta. Penumpangnya kabur setelah ia antarkan dari Purwokerto ke Solo. Bahkan, ongkos senilai Rp 750 ribu yang dijanjikan hanya tinggal harapan.
ADVERTISEMENT
Hekto Adiwangsa, warga setempat, sempat melihat kesedihan Mulyono. Lalu, ia menghampirinya dan menanyakan apa yang terjadi.
Kepada Hekto, Mulyono mengaku, mendapat pesanan tersebut di sekitar Terminal Purwokerto. Ia bersedia mengantarkan dari Purwokerto ke Solo karena memang sedang sepi pelanggan.
"Tiba tiba ada seorang lelaki sekitar umur 30-35 tahun menghampiri Bapak Mulyono dan meminta untuk mengantarkan ke Kota Solo dengan tawaran ongkos Rp 750 ribu," jelas Hekto kepada kumparan, Minggu (5/4)
Atas tawaran itu, Mulyono sempat negosiasi agar penumpang membayar ongkos di depan. Setidaknya, ongkos tersebut bisa digunakan untuk membeli bahan bakar bensin.
"Tetapi penumpang mengatakan kalau dia tidak membawa uang tunai, dengan alasan nanti akan dibayar di rumah oleh istri. Kata penumpang sambil memohon," tambah Hekto.
ADVERTISEMENT
Setelah menempuh perjalanan lebih dari 6 jam dari Purwokerto-Solo atau sekitar 230 kilometer, penumpang tersebut meminta berhenti di Masjid Mujahidin, Surakarta. Ia meminta izin untuk Salat Isya terlebih dahulu.
"Sebelum masuk masjid penumpang mengambil nasi dan minum di angkringan depan masjid memberikan nasi tersebut kepada Mulyono meski belum dibayar," jelas Hekto.
Selain itu, penumpang juga memberikan jaminan cincin pernikahan emas palsu kepada Mulyono.
"Setelah beberapa langkah penumpang menuju masjid, lalu penumpang itu lari kencang meninggalkan Mulyono. Tidak masuk masjid, akan tetapi masuk gang-gang yang ada di kampung," tambah Hekto.
Atas kejadian itu, Mulyano langsung menangis. Melihat kondisi itu, Hekto menghubungi pengurus Kelurahan Banyuanyar untuk menampung Mulyono.
ADVERTISEMENT
Hekto juga meminta rekan ojol lainnya agar menyebarkan informasi tersebut. Hingga akhirnya, Mulyono diantar secara estafet dari Solo ke Purwokerto berkat bantuan masyarakat.
"Tadi juga sempat video call kalau Bapak Mulyono ingin menyampaikan kepada semua kawan kawan yang sudah membantu," tambah Hekto.
kumparan mencoba menghubungi Mulyono pada Minggu (5/4). Anaknya mengatakan, Mulyono sedang istirahat di rumahnya karena tidak tidur sejak Sabtu malam.
======