Dua Alasan India Tolak Hadiri KTT Jalur Sutra China

14 Mei 2017 15:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pertemuan Bilateral China dan Rusia. (Foto: REUTERS/Wu Hong/Pool)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Bilateral China dan Rusia. (Foto: REUTERS/Wu Hong/Pool)
Pemerintah India tidak mengirimkan satu delegasi pun untuk menghadiri KTT Jalur Sutra di Beijing yang digagas China. Padahal pemerintah China berharap negara-negara di kawasan dapat terlibat dalam misi ambisius ini.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, India adalah salah satu negara yang diundang dalam KTT Jalur Sutera dan Sabuk Maritim Baru untuk Kerja Sama Internasional (Belt and Road Forum) pada Minggu (14/5). Tidak ada satu pun dari pemerintah India yang hadir, kendati beberapa peneliti dan cendekiawan dari negara itu ikut serta dalam rangkaian acara KTT.
Menteri Luar Negeri India Gopal Baglay mengatakan India menolak pembangunan Jalur Sutra sehingga tidak hadir dalam KTT itu. Ada dua alasan mengapa India menolaknya.
Alasan pertama, kata Baglay, adalah karena proyek Jalur Sutra mengancam kedaulatan negara India. Pasalnya, Jalur Sutra akan melintasi Kashmir, wilayah yang diperebutkan India dan Pakistan. India khawatir, proyek ini akan merusak klaim mereka terhadap Kashmir.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada satu negara pun bisa menerima proyek yang mengabaikan kekhawatiran mereka soal kedaulatan dan integritas teritorial," ujar Baglay.
Alasan kedua, adalah karena India khawatir utang yang dipinjamkan oleh perusahaan dan bank China akan membebani negara mereka.
Untuk pembangunan infrastruktur Jalur Sutra seperti pelabuhan dan rel kereta, China menggulirkan program pinjaman yang disalurkan melalui China Development Bank. Menurut India, utang hanya akan menambah beban masyarakat.
"Inisiatif konektivitas seharusnya mengikuti prinsip tanggung jawab finansial untuk agar proyek ini tidak menimbulkan beban utang yang berkepanjangan bagi masyarakat," kata Baglay.
Dalam KTT di Beijing yang juga dihadiri Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden China Xi Jinping telah menganggarkan 124 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 1.650 triliun.
ADVERTISEMENT
Pembangunan kembali Jalur Sutra adalah visi ambisius Xi dalam mengembalikan jalur perdagangan kuno. Dalam cetak birunya, Jalur Sutra baru ini akan membuka rute baru dari Asia ke Eropa melalui jalur kereta, dan pembangunan pelabuhan baru di negara-negara Asia dan Afrika, serta menyepakati beberapa zona perdagangan bebas.
Selain India, negara-negara Barat juga memandang skeptis proyek China ini. Barat menduga Jalur Sutra dibuat untuk memperkuat pengaruh China di kawasan.