news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dua Ekstremis yang Dijatuhi Hukuman Mati Kabur dari Pengadilan Bangladesh

21 November 2022 21:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penjara. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penjara. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dua ekstremis yang dijatuhi hukuman mati setelah membunuh seorang blogger berkewarganegaraan Amerika Serikat melarikan diri dari pengadilan di Bangladesh, Minggu (20/11).
ADVERTISEMENT
Kedua terdakwa hukuman mati tersebut berafiliasi dengan kelompok teroris Ansarullah Bangla Team yang masih berhubungan dengan Al-Qaeda.
Pada 2015 lalu, seorang insinyur sekaligus blogger asal Bangladesh Avijit Roy diserang hingga tewas oleh sekelompok orang menggunakan parang.
Ia dibacok berulang kali ketika kembali ke rumah bersama istrinya dari pameran buku. Istrinya, Rafida Ahmed, menderita luka yang serius di bagian kepala.
Roy dikenal sebagai seorang blogger yang menentang ekstremisme agama. Atas komentar-komentar yang ia berikan, keenam ekstremis dari kelompok Ansarullah Bangla Team pun menghabisinya.
Lima orang tersangka dijatuhi hukuman mati, sedangkan satu orang tersangka lainnya dihukum penjara seumur hidup pada tahun lalu.
Dua dari terdakwa hukuman mati berhasil melarikan diri setelah pengendara motor yang diduga berkomplot dengan pelaku menyemprotkan cairan kimia ke petugas kepolisian yang bertugas membawa terdakwa tersebut. Pengendara motor berhasil membawa kabur kedua terdakwa dari pengadilan.
ADVERTISEMENT
Banyak pihak yang mengkritik sistem keamanan yang diberlakukan oleh kepolisian Bangladesh dalam memobilisasi terdakwa. Bukti CCTV memperlihatkan bahwa terdakwa hanya diborgol, namun kakinya tidak dibelenggu.
Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan mengerahkan upaya penuh untuk menangkap para terdakwa hukuman mati tersebut. Beberapa penjaga perbatasan ditempatkan sejumlah titik untuk mencegah mereka keluar dari Bangladesh.
“Perburuan besar-besaran telah diluncurkan untuk menangkap mereka dan pembantu mereka,” kata Khan.
Tidak hanya itu, pemerintah Bangladesh juga menghadiahkan Rp 305 juta bagi mereka yang berhasil menemukan para terdakwa yang melarikan diri.
Serangan terhadap aktivis sekuler, blogger, dan penganut agama minoritas di Bangladesh banyak terjadi pada kurun waktu 2013 hingga 2016. Kelompok teroris ISIS dan Al-Qaeda mengeklaim beberapa serangan dalam kurun waktu tersebut.
ADVERTISEMENT