Dua Jembatan Gantung di Cianjur Putus, Akses Jalan ke 5 Desa Lumpuh

25 Desember 2021 3:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan di Cianjur putus. Foto: ANTARANEWS
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan di Cianjur putus. Foto: ANTARANEWS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mengatakan ada dua jembatan gantung di wilayah selatan Cianjur, putus akibat terseret arus sungai. Akibatnya, aktivitas warga di lima desa di Kecamatan Cidaun lumpuh total, karena tidak ada jalan alternatif.
ADVERTISEMENT
Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Labis, mengatakan putusnya dua jembatan gantung yang merupakan akses utama penghubung antardesa dan kecamatan itu, terjadi Jumat (24/12) dini hari, akibat derasnya air Sungai Cimaragang yang membentang di Kecamatan Cidaun, saat hujan turun deras dengan intensitas tinggi sejak malam hari.
"Hujan turun deras sejak malam hingga pagi menjelang, membuat debit air di Sungai Cimaragang terus meluap dan arus menjadi deras. Akibatnya jembatan gantung yang berdiri di atas sungai putus, sehingga membuat aktivitas warga dari lima desa lumpuh total," kata Rudi dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, dua jembatan gantung tersebut yakni, Jembatan Datar Bolang dan Cisarakan yang menghubungkan Desa Neglasari, Cibuluh, Cimaragang, Karangwangi dan Gelarpawitan, putus dengan landasan jembatan sebagian besar terbawa arus sungai, sehingga akses utama warga hilang.
ADVERTISEMENT
Rudi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk membuat jembatan darurat agar warga di lima desa tidak terisolasi karena jembatan tersebut merupakan akses utama warga untuk beraktifitas.
"Kita sudah berkoordinasi dengan dinas terkait agar segera membangun jembatan darurat, sebelum kembali membangun jembatan yang putus. Harapan kami, warga dapat beraktifitas kembali setelah jembatan sementara dibangun, sambil menunggu pembangunan kembali," kata dia.
Kepala Desa Gelarpawitan, Heri Kuswanto, membenarkan bahwa desa dia dan 4 desa lainnya terhambat aktivitasnya karena tak ada lagi akses jalan lain.
"Sekarang warga terpaksa menyeberangi sungai yang airnya deras saat ada keperluan baik menjual hasil bumi atau ada keperluan lainnya. Kami berharap segera dibangun jembatan darurat karena warga menantang maut ketika hendak beraktifitas," ungkap dia.
ADVERTISEMENT