Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dua Kali Percobaan Pembunuhan, Dua Kali Selamat: Donald Trump
17 September 2024 8:33 WIB
ยท
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Upaya dugaan pembunuhan capres AS, Donald Trump lagi-lagi terjadi. Kali ini terjadi di West Palm Beach, Florida.
ADVERTISEMENT
Padahal, FBI belum menemukan motif upaya pembunuhan Trump pada penembakan di Pensylvania kemarin, tapi ia kembali jadi target.
Ini berawal dari suara tembakan terdengar saat Donald Trump sedang bermain golf di lapangan golfnya di West Palm Beach, tidak jauh dari kediamannya di Mar-a-Lago.
Tim kampanye Donald Trump memastikan kandidat presiden Amerika Serikat itu dalam kondisi aman.
"Presiden Trump aman setelah mendengar suara tembakan di dekatnya. Tidak ada keterangan lebih lanjut saat ini," kata pernyataan dari juru bicara tim kampanyenya Steven Cheung, dikutip dari AFP, Senin (16/9).
Laporan New York Times, orang yang dicurigai melakukan penembakan itu telah ditahan bersama dengan senjatanya.
Trump saat itu dikawal agen Secret Service. Suara tembakan itu dilaporkan berasal dari senapan jenis AK-47.
ADVERTISEMENT
Upaya Pembunuhan Trump: Pelaku Pakai AK-47, Ditembak Secret Service
Trump menjadi sasaran pembunuhan saat bermain golf di West Palm Beach, Florida, Minggu (15/9). Kejadian itu dicegah oleh agen Secret Service.
Tim kampanye Trump memastikan capres Partai Republik tersebut selamat dari upaya penembakan.
Adapun, keterangan aparat keamanan AS, pelaku penembakan meninggalkan senjata AK-47 usai beraksi. Dia kemudian kabur memakai mobil.
Sejumlah media AS melaporkan pelaku adalah warga Hawaii berusia 58 tahun Ryan Wesley Routh. FBI belum berkomentar perihal identitas pelaku.
Sedangkan keterangan Sheriff Palm Beach County, Ric Bradsahw, penembakan bisa dicegah berkat Secret Service yang melihat senapan menyembul dari semak-semak, sekitar 365 sampai 460 meter dari lokasi Trump bermain golf.
ADVERTISEMENT
Kemudian agen Secret Service melepaskan tembakan untuk menyerang pria bersenjata itu. Setidaknya ada empat butir peluru dilepaskan.
Serangan Secret Service membuat pria itu menjatuhkan senapan dan dua ransel lalu kabur. Pelaku ditangkap di Martin County sekitar 65 kilometer dari lapangan golf.
Profil Ryan Wesley Routh, Pria Hawaii yang Coba Bunuh Trump di Lapangan Golf
Media Amerika Serikat (AS) menyebut Ryan Wesley Routh sebagai pelaku penembakan terhadap Donald Trump, di West Palm Beach, Minggu (16/9). Mereka mengutip sumber keamanan AS yang meminta namanya disamarkan.
Sampai saat ini, FBI belum berkomentar perihal identitas Routh. FBI hanya memastikan pelaku sudah ditangkap sesaat setelah gagal membunuh Trump yang sedang bermain golf.
Siapa Routh?
Belum banyak informasi yang tersedia mengenai Routh. Menurut penelusuran media-media besar di AS seperti CNN hingga The New York Times, Routh disebut berusia 58 tahun. Pria itu berasal dari Hawaii.
ADVERTISEMENT
Laporan CNN dan CBS, Routh adalah pengembang perumahan murah. Dia bekerja di sekitar Hawaii.
Routh pernah terlibat kasus pidana yang belum bisa diungkap apa. Terdapat catatan penangkapan terhadap Routh beberapa dekade terakhir.
Penelusuran di sosial medianya, Routh kerap mengunggah pandangan terkait peristiwa politik terkini. Sasaran kritiknya adalah Trump dan kandidat capres lainnya dari Partai Republik.
Selain itu, Routh ternyata mendukung penuh perlawanan Ukraina terhadap invasi Rusia. Routh menyatakan diri siap dikirim ke Ukraina demi berperang menghadapi Rusia.
Sekilas Upaya Pembunuhan Mirip dengan yang Terjadi di Pensylvania
Donald Trump terluka akibat penembakan yang terjadi saat kampanye di Pennsylvania, Sabtu (13/7). Upaya pembunuhan itu juga mirip dengan yang terjadi di Florida, baru-baru ini terjadi.
ADVERTISEMENT
Kemiripannya adalah pelaku menggunakan senjata api dan mengincar Trum dari jarak jauh. Di Pennsylvania, pelakunya bernama Crooks (20), tewas akibat tembakan Secret Service. Kini, motif penyerangan masih diselidiki oleh aparat terkait.
Dalam 48 jam sebelum berupaya membunuh Donald Trump, Thomas Matthew Crooks, melakukan serangkaian pemberhentian di kawasan rumahnya di pinggiran Pittsburgh.
Keterangan itu disampaikan seorang penegak hukum Amerika Serikat (AS) saat diwawancarai CNN. Dia menyebut pada Jumat (12/7), Crooks berada di sebuah tempat latihan menembak.
Kemudian esok paginya, Crooks membeli tangga setinggi lima kaki atau 1,5 meter di sebuah depot perkakas. Lalu Crooks pergi ke sebuah toko senjata untuk membeli 50 butir peluru.
Setelah itu, Crooks mengendarai mobil Hyundai Sonata selama satu jam sebelum sampai di arena kampanye Trump di Butler. Crooks memarkir kendaraan di luar lapangan kampanye.
ADVERTISEMENT
Pejabat yang namanya disamarkan itu menambahkan, Crooks menyimpan bom rakitan di bagasi mobil. Bom itu disambungkan ke transmisi yang dibawanya.
Dia menjelaskan, dari investigasi, Crooks diyakini menggunakan tangga untuk berada di sebuah gedung dekat tempat Trump kampanye. Ketika sudah sampai di tempat yang diinginkan, Crooks langsung melepaskan tembakan ke arah Trump.
Penembak Trump di Pennsylvania Tercatat Pemilih Republik tapi Donasi ke Kelompok Pro-Demokrat
Menurut catatan publik, penembak terdaftar sebagai pemilih Partai Republik--Partai pengusung Trump. Namun, pada 2021, ia memberikan sumbangan kepada kelompok yang memihak Partai Demokrat.
Pelaku bernama Thomas Matthew Crooks. Ia baru berusia 20 tahun dan tinggal di Bethel Park, Pennsylvania. Kota di pinggiran Pittsburgh itu berada 70 km dari lokasi kampanye Trump.
ADVERTISEMENT
Menurut database pemilih di Pennsylvania, Crooks terdaftar sebagai pemilih Partai Republik. Data tersebut cocok dengan nama, usia, hingga alamat Bethel Park yang diungkap aparat pada Sabtu malam.
Pemilihan presiden tahun ini seharusnya menjadi pemilu pertama Crooks.
Di sisi lain, catatan Komisi Pemilihan Umum Federal mengungkap seorang donor yang terdaftar atas nama Thomas Crooks dengan alamat yang sama memberikan 15 USD (setara Rp 240 ribu) kepada komite aksi politik pro-Partai Demokrat (Progressive Turnout Project) pada Januari 2021.
Dia kemudian ditembak di tempat kejadian oleh agen Secret Service usai melakukan percobaan pembunuhan kepada Trump.