Bertemu Paranormal Langganan Pasang Susuk Pejabat Jelang Pemilu

2 Agustus 2018 10:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi susuk pejabat (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi susuk pejabat (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Klenik dan kegiatan perdukunan bukan hal baru di Indonesia. Bahkan tak jarang, keberhasilan seseorang dalam meraih sebuah jabatan kerap dikaitkan dengan kekuatan mistis.
ADVERTISEMENT
Di kota besar, profesi dukun populer dengan julukan paranormal. Hingga kini, jasa paranormal masih digunakan untuk beragam kegiatan.
Bagi mereka yang percaya, urusan percintaan, keuangan, sampai jabatan, semua bisa diterawang dan dikabulkan oleh si dukun alias paranormal. Maka tak heran, profesi ini masih bertahan di Indonesia hingga kini. Kehadirannya pun tak lagi ditutup-tutupi. Banyak juga yang muncul di layar televisi.
Ki Kusumo dan Ki Joko Bodo adalah dua paranormal paling terkenal di Indonesia. Gayanya yang nyentrik dengan ilmu klenik yang mumpuni, menjadikan mereka sebagai ikon paranormal Tanah Air.
Jasa paranormal banyak dilirik pejabat, selebriti, dan masyarakat umum untuk memperlancar sekaligus mendapatkan jabatan dengan memasang susuk.
Di KBBI, susuk diartikan sebagai intan, emas, berlian, jarum, atau benda lainnya yang dimasukkan ke dalam tubuh disertai mantra agar si pemakai terlihat menarik, kharismatik dan memikat.
Ki Joko Bodo. (Foto: Jafri Anto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ki Joko Bodo. (Foto: Jafri Anto/kumparan)
Namun, menurut Ki Joko Bodo pengertian susuk berubah seiring kebutuhan dan perkembangan zaman. Susuk tak lagi benda, bisa berupa air kembang atau pancuran.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui kebenaran tersebut, kumparan berkunjung ke Istana Wong Sintink, kediaman Ki Joko Bodo, pada Selasa (31/7). Tiba di rumah besar yang penuh ukiran itu, kami disambut oleh seorang pria berambut ikal dengan dua benjolan besar di wajahnya. "Cari siapa?" tanyanya singkat.
Tak lama kemudian Ki Joko Bodo menyambut kedatangan kami. Dia mengenakan kaus kuning dan sarung kotak-kotak.
Penampilannya berubah, tak lagi serba hitam. Jenggot dan rambut gondrongnya yang ikonik dicukur habis. Namun nuansa mistis masih terasa di rumah yang tampak tak terawat itu. Banyak pohon besar di rumah yang dipenuhi ukiran dan patung tersebut.
Kami berbincang di sebuah ruangan mirip aula pemandian yang bertuliskan 'ritual'. Banyak patung dan ukiran bertuliskan suara protes terhadap pemerintahan era Soeharto.
ADVERTISEMENT
"Ini namanya revolusi, revolusi dalam hidup. Jika saya jenuh melakukan kegiatan seperti ini mungkin akan ganti, ganti casing-nya (penampilannya)," ujar pria bernama asli Agus Yulianto itu sembari menata rambut cepaknya.
Ki Kusumo menggunakan media tembaga untuk pemasangan susuk. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ki Kusumo menggunakan media tembaga untuk pemasangan susuk. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Ki Joko Bodo mengakui, hingga kini masih banyak pejabat yang datang dan menggunakan jasanya termasuk memasang susuk.
"Pejabat masih sering (datang). Ya itu tergantung keperluan mereka (pejabat) aku nggak bisa memberikan yang tidak mereka butuhkan. Orang datang ke sini tuh minta apa, bukan saya nawari apa," tuturnya.
Menurut Ki Joko Bodo, kehadiran paranormal mulai dikenal sejak tahun 1990-an dan berubah menjadi gaya hidup oleh sebagian orang.
"Jadi memang waktu itu gaya hidup, banyak juga enggak malu datang ke paranormal. Apalagi sekarang di TV-TV banyak mengadakan siaran-siaran mistis," lanjut Ki Joko Bodo.
ADVERTISEMENT
Namun Ki Joko Bodo enggan membeberkan berapa tarif yang dipasangnya untuk setiap pemasangan susuk. Dia membiarkan pelanggannya mengukur sendiri berapa uang yang harus dibayarkan.
"Yang disebut mahar itu pengertiannya aku gambarkan begini. Ada orang jual lukisan tentunya jual di museum Affandi sama yang di emper-emperan toko Malioboro itu akan lain. Nah itu diterjemahkan sendiri. Dan aku tidak pernah minta (mahar). Tapi mungkin malu juga kalau pejabat cuma ngasih dikit," tuturnya.
Ki Kusumo menggunakan media hewan untuk pemasangan susuk. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ki Kusumo menggunakan media hewan untuk pemasangan susuk. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Kami juga berkunjung ke kediaman paranormal kondang lain, yakni Ki Kusumo. Banyak dupa di sudut-sudut ruangan yang tampak berantakan itu. Foto-foto pasien tersebar di ruangan tersebut.
Ki Kusumo mengenakan kaus merah dan berkalung tasbih besar saat menemui kami. Rambutnya cepak di bagian depan, sedangkan bagian belakang panjang dan diikat.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Ki Joko Bodo, Ki Kusumo juga mengaku kerap didatangi pejabat. Biasanya mereka datang saat tidak ada tamu lain di rumah Ki Kusumo.
"Kadang datangnya ngumpet-ngumpet telepon dulu, ‘Ki Kusumo sepi belum?’ , ‘Sepi Pak’, baru datang, hehehe kayak gitu," tuturnya sambil tertawa.
Menurut Ki Kusumo, susuk yang dipilih para pejabat adalah penyaluran energi ke tubuh pemakai. Mereka tak lagi menggunakan metode tusuk seperti penanaman emas, berlian, dan semacamnya.
Mereka rela mengeluarkan kocek besar untuk memenangkan apa yang diinginkannya. Bahkan nominal Rp 100 miliar rela dikeluarkan untuk memenangkan kursi kekuasaan.
"Pokoknya kalau kita bicara harga sih yang Rp 100 ribu ada, yang Rp 500 ribu ada, yang Rp 10 juta ada, yang Rp 50 juta ada, yang Rp 10 miliar juga ada," ujar Ki Kusumo yang berkalung tasbih dan berkaus merah saat berbincang dengan kumparan.
Ki Kusumo pada proses pemasangan susuk. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ki Kusumo pada proses pemasangan susuk. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pejabat juga pasang susuk untuk gaet wanita
Tidak hanya untuk memenangkan kursi kekuasaan, para pejabat ternyata menggunakan susuk untuk memikat hati perempuan yang disukai. Ki Kusumo menyebut pejabat yang mendatangi dirinya meminta seorang yang disukai tersebut untuk menjadi perempuan simpanannya.
“Oh banyak dong, itu orang-orang yang penasaran, ada banyak lah, mereka datang ke gue bilang habis ketemu si anu jadi keingetan, terus minta ‘gimana ya biar bini gue enggak tahu’ terus ditanya maunya gimana, jawabnya ‘ya maunya kalau bisa disimpen’,” tuturnya.
Di sisi lain, pemilik nama asli Adhi Kusuma Wahab ini menyebut pengguna susuk adalah orang yang tak percaya bahwa dirinya mampu meraih apa yang ia inginkan. Seperti ingin mendapat jodoh, meningkatkan kekebalan tubuh, naik jabatan, hingga memiliki kekuasaan, namun dilakukan dengan cara praktis.
ADVERTISEMENT
"Ingin tampil, intinya gitu. Enggak kepilih pengin kepilih, setelah kepilih pengen tampil, yang tadinya cuma anggota ingin jadi ketua, sampai dia merasa nyaman, merasa senang sehingga dia mempunyai pemasukan keuangan lebih besar dibandingkan sebelumnya," beber pria berusia 44 tahun itu.
Selain Ki Kusumo dan Ki Joko Bodo, kami juga bertemu dengan paranormal Saefullah atau yang akrab disapa Kang Aep. Kang Aep tinggal di sebuah gubuk di Desa Jampang, Gunung Sindur, Bogor. Dia juga membuat satu gubuk khusus untuk praktik dan ritual di samping rumah gubuknya.
Kediaman Kang Aep jauh dari jalan raya. Tak ada angkutan umum untuk mencapai rumah yang dikelilingi pohon bambu tersebut. Dia tinggal bersama anak, istri, dan mertuanya. Tak ada rumah tetangga di sekitar gubuk Kang Aep.
ADVERTISEMENT
Suasana di kediamannya benar-benar mirip pedesaan yang jauh dari peradaban kota. Kokok ayam jantan kerap terdengar saat kami wawancara. Kang Aep selalu menatap tajam lawan bicaranya sebelum menjawab pertanyaan.
Biasanya pejabat pelanggan Kang Aep adalah kepala dusun hingga ketua RT. Mereka selalu datang ke Kang Aep saat menjelang pemilihan. Terkadang mereka juga datang ke Kang Aep untuk meminta perlindungan agar terhindar dari ‘serangan gaib’ calon lawan.
“Misalnya kades atau bupati, itu kan secara mistis pasti orang itu bukan satu guru, dan itu kan untuk tameng yah, untuk ngejaga badan dia supaya jangan sampe kena ‘kerjaan’ orang,” katanya.
Simak ulasan selengkapnya dalam konten spesial kumparan dengan topik Susuk Pejabat
ADVERTISEMENT