Dua Anggota Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) Terkena Serangan Israel

10 Oktober 2024 21:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dari Indonesia berpatroli pada 16 Februari 2023. Pasqual Gorriz (UNIFIL) Foto: Pasqual Gorriz (UNIFIL)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dari Indonesia berpatroli pada 16 Februari 2023. Pasqual Gorriz (UNIFIL) Foto: Pasqual Gorriz (UNIFIL)
ADVERTISEMENT
Dua anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (United Nations Interim Force In Lebanon/UNIFIL) terkena tembakan Israel di Lebanon. PBB menyebut serangan Israel dilakukan dalam tiga kesempatan terpisah.
ADVERTISEMENT
PBB menjelaskan dua posisi pasukan penjaga perdamaian ditembak Israel pada Kamis (10/10). Sedangkan satu tembakan pada Rabu (9/10).
Serangan yang melukai dua orang itu, kata PBB, terjadi saat tank Israel menyerang menara penjaga di Naqoura. Serangan itu tak cuma melukai dua penjaga perdamaian, turut pula menghancurkan menara.
Sumber PBB memastikan tidak ada korban pada dua serangan lainnya.
"Setiap serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional," ucap UNIFIL seperti dikutip dari Reuters.
Peta Palestina, Lebanon, dan Israel. Foto: Dimitrios Karamitros/Shutterstock
Mereka menambahkan, saat ini PBB sedang menindaklanjuti kejadian tersebut dengan militer Israel.
Sampai sekarang militer Israel masih belum memberikan keterangan perihal serangan yang mengenai pasukan penjaga perdamaian PBB itu. Belum diketahui berasal dari negara mana anggota UNIFIL yang menjadi korban.
Anggota UNIFIL sedang berpatroli di perbatasan Lebanon-Israel. Foto: Dok. UNIFIL
Indonesia merupakan salah satu pengirim pasukan di misi perdamaian UNIFIL. Kemlu RI juga belum memberikan keterangan atas serangan Israel itu.
ADVERTISEMENT
Keterangan kantor berita Reuters, Indonesia masuk dalam negara pengirim terbanyak pasukan UNIFIL. Selain Indonesia kontribusi terbanyak berasal dari Prancis, Italia, Malaysia, dan China.
Pasukan penjaga perdamaian Indonesia UNIFIL sedang berpatroli di sepanjang Garis Biru di sekitar El Odeisse, Lebanon selatan. 16 Februari 2023. Foto: Pasqual Gorriz (UNIFIL)

Sejarah UNIFIL dan Peran Indonesia

UNIFIL atau Pasukan Sementara PBB di Lebanon didirikan pada tanggal 19 Maret 1978 melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426, menyusul invasi Israel ke Lebanon selatan pada tahun itu. Tujuan awal UNIFIL adalah untuk:
1. Memastikan penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
2. Mengembalikan perdamaian dan keamanan internasional.
3. Membantu pemerintah Lebanon mengembalikan otoritasnya di wilayah tersebut.
Sejumlah prajurit Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) mengikuti upacara penyambutan kedatangan di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (14/3/2024). Foto: Bayu Pratama S/Antara Foto
Namun, peran UNIFIL berkembang seiring waktu. Setelah perang Lebanon 2006 antara Israel dan Hizbullah, Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 memperluas mandat UNIFIL. Ini mencakup tugas tambahan seperti:
ADVERTISEMENT
Sejumlah personel TNI AL yang tergabung dalam Satgas Maritime Task Force (MTF) KONGA XXVIII-O/UNIFIL TA 2023 melakukan penghormatan sebelum diberangkatkan di Koarmada II, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/12/2023). Foto: Didik Suhartono/Antara Foto
Indonesia mulai mengirim pasukan TNI untuk bergabung dengan UNIFIL pada 2006.
Sejak saat itu, Kontingen Garuda (Konga), nama pasukan penjaga perdamaian Indonesia, secara rutin terlibat dalam misi UNIFIL. Bahkan Indonesia kini menjadi penyumbang pasukan terbesar di misi ini, dengan jumlah lebih 1.200 orang.
Mereka bertugas melakukan patroli di Garis Biru, membantu menjaga stabilitas di perbatasan, serta mendukung misi kemanusiaan dan pembangunan di Lebanon.