Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Dua Pengacara yang Suap Hakim Agung Akui Bersalah dan Siap Dihukum
11 Mei 2023 3:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Dua pengacara KSP Intidana, Theodorus Yosep Parera dan Eko Suparno, dituntut pidana kurungan selama 6 hingga 9 tahun penjara oleh jaksa penuntut umum dari KPK terkait dengan kasus suap pengurusan vonis kasasi di Mahkamah Agung (MA).
ADVERTISEMENT
Setelah mendengar tuntutan jaksa, Yosep dan Eko yang hadir langsung di persidangan langsung memberikan tanggapan. Keduanya mengakui bersalah dan siap menjalani hukuman.
"Kami mengakui telah bersalah dan melanggar aturan hukum yang berlaku serta siap untuk dihukum, tanpa sedikit pun beralasan untuk melepaskan diri dari hukuman," kata Yosep di PN Bandung, pada Rabu (10/5).
Yosep juga berterima kasih kepada jaksa dan penuntut umum yang telah memberi sanksi yang adil. Dia pun berharap tuntutan yang dibacakan oleh jaksa dan vonis yang dijatuhkan majelis hakim nantinya dapat memberi efek jera sekaligus menjadi contoh bagi para advokat lainnya agar tak melakukan tindakan serupa.
"Sehingga nantinya dapat menjadi contoh bagi pihak lain agar tidak melakukan hal yang sama seperti yang kami lakukan dan jadi pelajaran bagi kami agar lebih baik," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Hal senada dikatakan oleh Eko. Dia mengakui bersalah melakukan suap untuk mengurusi perkara di MA. Dia bahkan meminta kepada majelis hakim agar menjatuhkan vonis yang sama dengan tuntutan jaksa.
"Kami berdua telah melakukan kesalahan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan perundang-undangan maka kami sepakat dengan jaksa penuntut umum agar kami dihukum dengan pidana penjara dan denda," imbuhnya.
"Bahwa kami berdua memohon agar yang mulia majelis hakim agar menjatuhkan pidana kepada kami berdua seusai dengan pasal yang dituntut oleh jaksa penuntut umum," lanjut dia.
Berapa pun vonis penjara yang dijatuhkan oleh majelis hakim, Eko dan Yosep tak akan mengajukan upaya hukum banding dan kasasi. Diterimanya vonis hakim tersebut, lanjut Eko, merupakan bentuk penyesalan atas perbuatan yang telah dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada upaya hukum banding maupun kasasi dalam perkara ini sehingga kami berdua dapat segera menjalani pidana," ungkapnya.
Meski begitu, Eko dan Yosep meminta kepada majelis hakim melalui amar putusannya dapat memuat putusan agar uang senilai SGD 150 ribu yang disita oleh KPK dapat dikembalikan.
Sebab, uang tersebut adalah murni uang yang diberikan Heryanto Tanaka sebagai pembayaran jasa pengacara.
Selain meminta uang dikembalikan, Yosep dan Eko meminta majelis hakim dapat memuat putusan agar diberi akses terhadap nomor kontak di ponsel milik keduanya yang disita KPK dengan alasan kontak di ponsel tersebut berisi relasi hingga klien yang butuh jasa pengacara.
"Mohon agar yang mulia majelis hakim dapat mengeluarkan penetapan dalam putusan agar uang tersebut dikembalikan kepada kami karena uang tersebut merupakan uang pembayaran jasa dari Saudara Heryanto Tanaka kepada kami sebagai pengacara," pungkasnya.
ADVERTISEMENT