Dubes AS untuk Rusia Kunjungi Tugu Penghormatan Oposisi Putin Alexei Navalny

18 Februari 2024 19:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar AS untuk Rusia Lynne Tracy (kedua dari kanan) meletakkan bunga di monumen korban penindasan politik di depan markas FSB (bekas KGB) di Moskow pada 29 Oktober 2023. Foto: Alexander Nemenov/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar AS untuk Rusia Lynne Tracy (kedua dari kanan) meletakkan bunga di monumen korban penindasan politik di depan markas FSB (bekas KGB) di Moskow pada 29 Oktober 2023. Foto: Alexander Nemenov/AFP
ADVERTISEMENT
Duta Besar Amerika Serikat di Moskow, Lynne Tracy, pada Minggu (18/2) mengunjungi tugu penghormatan sementara untuk oposisi Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexei Navalny, yang meninggal di penjara beberapa hari lalu.
ADVERTISEMENT
Kunjungan tersebut dilakukan Tracy yang didampingi sejumlah staf kedutaan di tengah penjagaan ketat aparat keamanan. Sejak Navalny dilaporkan tewas pada Jumat (16/2), keamanan di berbagai tempat publik—khususnya Saint Petersburg dan Moskow, telah ditingkatkan.
Dikutip dari AFP, tampak berfoto di hadapan wartawan di Solovetsky Stone, tugu peringatan korban-korban penindasan politik era Soviet, yang telah dijadikan tempat utama penghormatan untuk Navalny.
Dalam pernyataan resmi, Kedutaan Besar AS untuk Rusia memberikan ucapan belasungkawa atas kematian misterius sang musuh bebuyutan Kremlin ini. "Hari ini di Solovetsky Stone, kami berduka atas kematian Alexei Navalny dan korban-korban penindasan politik lainnya di Rusia," bunyi pernyataan tersebut.
Duta Besar asing untuk Rusia termasuk Duta Besar AS untuk Rusia Lynne Tracy (2 kanan) meletakkan bunga di monumen korban penindasan politik di depan markas FSB (bekas KGB) di Moskow pada 29 Oktober 2023. Foto: Alexander Nemenov/AFP
"Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga, kolega, dan pendukung Alexei Navalny. Kekuatannya adalah contoh yang menginspirasi. Kami menghormati kenangannya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Adapun Navalny (47) dikenal sebagai pemimpin oposisi utama Putin yang dijatuhi hukuman 19 tahun penjara, sebelum ia tiba-tiba tidak sadarkan diri dan meninggal dunia di penjara wilayah Arktik.
Kematian Navalny yang sudah tiga tahun lebih mendekam di balik jeruji mengundang kecaman ramai dari berbagai pemimpin negara Barat—mulai dari Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan sebagainya.
Trudeau bahkan menyebut Putin sebagai 'monster' dan menuntut pertanggungjawabannya atas kematian Navalny—yang menurut para pendukungnya adalah aksi pembunuhan oleh Kremlin.
"Itu bukan kematian, itu adalah pembunuhan. Perjuangan hidupnya harus menang," tulis sekutu utama Navalny, Leonid Volkov, dalam postingannya di Telegram.