Dubes Israel untuk Rusia Dipanggil Usai Tuding Kremlin Bela Hamas

5 Februari 2024 18:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Israel untuk Rusia, Simona Halperin. Foto: Kementerian Luar Negeri Israel
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Israel untuk Rusia, Simona Halperin. Foto: Kementerian Luar Negeri Israel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Luar Negeri Rusia akan memanggil Duta Besar Israel Simona Halperin atas komentarnya yang tidak dapat ditoleransi — bahwa Moskow mendukung terorisme dengan cara membela Hamas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Halperin juga menyindir dukungan Rusia terhadap Afrika Selatan yang menggugat Israel atas tuduhan genosida di Jalur Gaza ke Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) beberapa pekan lalu.
Dikutip dari TASS, Kementerian Luar Negeri Rusia melalui keterangan resmi menilai Halperin keliru dalam mengartikan sikap kebijakan luar negeri Kremlin.
Selain itu, Halperin — yang baru ditunjuk sebagai Duta Besar Israel untuk Rusia pada Desember 2023 lalu, telah mengawali jabatan diplomatiknya ini dengan 'sangat buruk'.
"Karena pernyataan publik yang tidak dapat diterima oleh utusan Israel, yang mendistorsi pendekatan kebijakan luar negeri Rusia dan fakta-fakta sejarah, Halperin akan dipanggil ke Kementerian Luar Negeri," bunyi laporan TASS.
"Kementerian mencatat bahwa pernyataannya menandai awal yang sangat tidak menguntungkan bagi misi diplomatik yang seharusnya ditujukan untuk mengembangkan hubungan bilateral demi kepentingan rakyat kedua negara," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Adapun perkara dimulai dari komentar pedas Halperin soal kebijakan luar negeri Rusia dalam wawancara dengan media surat kabar terkenal di Negeri Beruang Merah, Kommersant.
Tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 21 Januari 2024. Foto: Israel Defense Forces/Reuters
Dalam edisi yang diterbitkan pada Minggu (4/2), Halperin mengkritik keras sikap lunak Rusia terhadap Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023 terjadi.
Diplomat yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Israel untuk Singapura dan Timor Leste itu juga menuding Rusia berdiri bersama Hamas — bukan Israel, dengan mendukung gugatan Afrika Selatan atas tuduhan genosida di ICJ.
"Sebaliknya, [Rusia] bersolidaritas dengan Republik Afrika Selatan — yang mengajukan gugatan yang tidak masuk akal terhadap Israel ke Mahkamah Internasional, menuduhnya melakukan genosida," papar Halperin kepada Kommersant.
Halperin kemudian mempertanyakan alasan Rusia melarang organisasi islamis Ikhwanul Muslim — yang ia sebut berasal dari organisasi serupa, tetapi tidak bersikap demikian kepada Hamas.
ADVERTISEMENT
"Yang membuat Israel tidak mengerti, anggota Hamas disambut dengan baik di Moskow, dipeluk, dan karpet digelar untuk mereka," jelas Halperin.
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Alexander Zemlianichenko / POOL / AFP
"Rusia, yang juga mengalami serangan teroris, tidak mendukung perang Israel melawan terorisme — terutama karena Hamas menyerukan pengulangan peristiwa 7 Oktober," tambahnya.
Lebih jauh, Halperin mempertanyakan posisi Rusia terhadap Iran dan proksi-proksinya di kawasan Timur Tengah.
"Iran menghasut Hamas, Hizbullah, dan Houthi, yang menghalangi kebebasan navigasi di Terusan Suez dan Laut Merah. Kami tidak mendengar sepatah kata pun kecaman dari Rusia di Dewan Keamanan PBB," kritik Halperin.
Dalam wawancara itu, Halperin memperingatkan bahwa sikap Rusia telah membuatnya kehilangan dukungan dari kalangan warga Israel. "Posisi Rusia membuat saya khawatir dan tertekan. Karena itu, negara Anda kehilangan simpati dari warga Israel, termasuk para penutur Bahasa Rusia," tutup Halperin.
ADVERTISEMENT
Hingga berita ini dirilis, belum diketahui apakah Halperin memenuhi panggilan dari Kementerian Luar Negeri Rusia atau apa saja hasil dari pertemuan tersebut.