Dubes Jerman Beberkan Pentingnya Pendirian Museum Holocaust di Sulut

29 Januari 2022 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Jerman untuk RI Ina Lepel pada acara pembukaan Museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (27/1/2022).  Foto: German Embassy Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Jerman untuk RI Ina Lepel pada acara pembukaan Museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (27/1/2022). Foto: German Embassy Jakarta
ADVERTISEMENT
Tragedi Holocaust diperingati dan dikenang lewat museum yang didirikan secara khusus oleh komunitas Yahudi di Minahasa, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
Museum Holocaust Shaar HaShamayim Synagogue resmi dibuka pada Kamis (27/1), bertepatan dengan Hari Peringatan Holocaust Internasional. Duta Besar Jerman untuk RI, Ina Lepel, turut menghadiri acara pembukaan.
Dalam sambutannya, Dubes Lepel menjelaskan betapa pentingnya pendirian Museum Holocaust. Tragedi Holocaust diketahui menjadi bagian dari sejarah kelam Jerman di masa Perang Dunia II.
“Hari ini [Peringatan Holocaust Internasional] bermakna sebagai tanggung jawab abadi, bagi Jerman dan terutama bagi rakyat Jerman,” ungkap Lepel dalam pidatonya, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Kedubes Jerman.
Duta Besar Jerman untuk RI Ina Lepel pada acara pembukaan Museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (27/1/2022). Foto: German Embassy Jakarta
Tragedi Holocaust dan Kamp Auschwitz seakan saling memaknai satu sama lain.
Pembantaian yang terjadi di kamp konsentrasi terbesar Nazi ini merupakan salah satu insiden pelanggaran HAM terburuk yang pernah disaksikan dunia.
ADVERTISEMENT
Kamp Auschwitz berlokasi di selatan Polandia, area yang saat itu dicaplok oleh Nazi Jerman. Dari total 1,5 juta korban tewas di kamp ini, 90% adalah umat Yahudi.
“Ketika Auschwitz dibebaskan tepat pada hari ini, 77 tahun lalu, hanya ada 7.000 orang yang selamat. Dimensi mengerikan dari kejahatan yang dilambangkan oleh Auschwitz tidak boleh sampai dilupakan, setidaknya di penjuru Jerman,” jelas Lepel.
“Dan yang paling penting: Ini adalah tugas kami untuk melakukan segala cara untuk bisa mencegah terulang kembalinya kekejaman seperti itu.”
Dengan ini, Lepel mengatakan, Jerman akan selalu melawan rasisme, anti-Semitisme, dan intoleransi. Anti-semitisme merupakan paham yang dianut oleh orang-orang yang tak suka apa pun yang berkaitan dengan bangsa Yahudi.
ADVERTISEMENT
Duta Besar Jerman untuk RI Ina Lepel pada acara pembukaan Museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (27/1/2022). Foto: German Embassy Jakarta
“Ini adalah dan akan terus menjadi kewajiban historis dan moral kami. Kami tidak akan pernah melupakan kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh Nazi Jerman terhadap bangsa Yahudi,” tegas Lepel.
Pembebasan kamp Auschwitz terjadi 77 tahun lalu, sehingga saksi hidup tragedi tersebut semakin berkurang. Oleh karenanya, bagi Lepel, diperlukan berbagai bentuk peringatan lain agar edukasi mengenai Holocaust tidak pernah putus.
“Agar tidak pernah melupakan, ini diarahkan kepada kami, rakyat Jerman, saat kami menatap kembali masa lalu kami,” imbuh Lepel.
Sang Dubes turut mengapresiasi pembukaan Museum Holocaust di Indonesia sebagai sebuah hal yang luar biasa. Mengingat, komunitas Yahudi di Tanah Air cukup kecil dan RI berlokasi sangatlah jauh dari Jerman.
Rabbi Yaakov Baruch pada acara pembukaan Museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (27/1/2022). Foto: German Embassy Jakarta
Museum Holocaust ini berlokasi di Kelurahan Rerewokan, Kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa. Ini menjadi Museum Peringatan Holocaust pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT

Sejarah Singkat Holocaust

Selama 1940-1945, jutaan umat Yahudi di Kamp Auschwitz disiksa dan dibantai secara keji oleh Nazi Jerman di bawah kepemimpinan diktator Adolf Hitler.
Dikutip dari Britannica, pembantaian sistemik oleh Nazi ini menewaskan enam juta laki-laki, perempuan, dan anak-anak Yahudi selama periode Perang Dunia II. Holocaust saat itu disebut sebagai “solusi final dari isu Yahudi.”
Dukungan Hitler terhadap anti-Semitisme sudah bukan rahasia umum lagi.
Dalam bukunya yang berjudul Men Kampf, diktator itu mengembangkan ide bahwa bangsa Yahudi adalah ras jahat yang mencoba mengejar dominasi dunia.
Kamp Auschwitz, kamp konsentrasi terbesar Nazi pada 1940-1945 silam, menjadi “sinonim virtual” dari Holocaust, mengingat hampir 90% korban jiwa yang dibantai Nazi di sana adalah umat Yahudi.
ADVERTISEMENT