Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ada lebih dari 400 warga negara Indonesia yang bekerja atau kuliah di Iran , negara yang tengah dilanda wabah virus corona. Duta Besar RI untuk Republik Islam Iran Octavino Alimudin menegaskan, seluruh WNI tersebut bebas virus corona.
ADVERTISEMENT
"Sampai kemarin kita cek terus ke mereka di setiap kota, tidak ada WNI yang tertular virus corona," kata Dubes Octavino saat dihubungi kumparan, Selasa (3/2).
Octavino mengatakan total ada 474 WNI dan diaspora Indonesia di Iran saat ini, terpusat di utara negara tersebut. WNI terbanyak ada di kota Qom, sebanyak 250 orang. Sisanya tersebar di kota-kota lain seperti Mashhad, Gorgan, dan Isfahan.
Kebanyakan WNI adalah mahasiswa yang kuliah di Qom, sisanya adalah pegawai di perusahaan-perusahaan Iran yang bergerak di berbagai bidang. Selain banyak situs umat Syiah, Qom dikenal sebagai pusat pendidikan agama di Iran.
Octavino mengatakan Qom adalah pusat penyebaran virus corona di Iran. Kedutaan Besar RI di Teheran, kata dia, terus berkomunikasi dengan para WNI untuk mengetahui kondisi mereka.
ADVERTISEMENT
"Kami terus mengimbau mereka untuk menghindari dulu berkumpul, menghindari duduk bekerja di dekat orang-orang yang terindikasi sakit," kata Octavino.
Saat ini ada lebih dari 1.500 orang di Iran yang mengidap virus corona atau COVID-19. Angka kematian akibat corona di Iran mencapai 66 orang, yang tertinggi di luar China .
Bahkan di antara yang terjangkit adalah wakil presiden, anggota parlemen, hingga wakil menteri kesehatan Iran.
Octavino menjelaskan, pemerintah Iran telah mengambil langkah-langkah pencegahan virus corona. Di antaranya menghentikan kegiatan publik yang banyak mengundang massa, seperti acara kesenian, pertunjukan, bahkan gedung bioskop ditutup.
Pemerintah Iran juga telah memperpanjang liburan perkuliahan akibat virus corona dari yang sebelumnya dua minggu. Perpanjangan liburan ini bertepatan dengan liburan Tahun Baru Persia 20 Maret ini, diperkirakan berlangsung hingga April mendatang.
ADVERTISEMENT
"Besar kemungkinan perkuliahan akan diganti sistem belajar jarak jauh melalui online, tidak perlu datang ke kampus atau sekolah, untuk menghindari kegiatan di dalam gedung," kata Octavino.