Dubes RI: Saudi Akan Buat Lantai Berjalan untuk Tawaf

19 Agustus 2019 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Inovasi teknologi terus dilakukan pemerintah Arab Saudi untuk membuat nyaman ibadah jemaah haji dari seluruh dunia di Makkah. Salah satunya yang tengah menjadi wacana adalah lantai berjalan untuk ibadah tawaf dan sa'i.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel di Kantor Urusan Haji (KUH) kota Jeddah, beberapa waktu lalu. Dia mengatakan, Saudi tengah melakukan kajian soal lantai berjalan di Masjidil Haram. Sehingga jemaah hanya tinggal berdiri ketika melakukan tawaf dan sa'i.
"Ke depan Saudi akan meluncurkan program ibadah yang dimudahkan. Ada metro tawaf, metro sa'i, eskalator semacam lantai berjalan. Ini adalah inovasi baru," kata Agus kepada tim Media Center Haji.
Jemaah haji melaksanakan Tawaf dengan mengendarai skuter listrik di Masjidil Haram. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Agus mengatakan, secara fiqih hal ini bisa dibenarkan dan ibadah jemaah sah jika menggunakannya. Belum diketahui kapan rencana itu terealisasi dan di mana lantai berjalan ini akan dibangun. "Saya yakin ini inovasi yang luar biasa," kata Agus.
ADVERTISEMENT
Inovasi serupa juga telah diterapkan di Masjidil Haram, yaitu adanya skuter listrik. Jemaah bisa menyewa skuter ini untuk tawaf atau sa'i. Tidak hanya jemaah lansia, skuter ini bisa digunakan oleh semua orang dengan membayar 100 riyal per sesi ibadah.
Ibadah sa'i dan tawaf adalah salah satu prosesi terberat dalam haji. Selain karena padatnya manusia, ibadah ini memerlukan fisik yang kuat karena jemaah diwajibkan berjalan jauh.
Saat tawaf jemaah setidaknya berjalan sejauh 3,5 kilometer untuk tujuh putaran jika dia berada di lantai dasar dekat Ka'bah. Jika dapat bagian di atap, putaran bisa lebih jauh, maksimal bisa mencapai 2 km untuk satu putaran saja.
Jemaah melaksanakan tawaf terakhir dalam rangkaian haji (Tawaf al-Wadaa) mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah. Foto: AFP/Abdel Ghani BASHIR
Sedangkan sa'i, berjalan antara Safa dan Marwah tujuh kali bisa memakan jarak hingga 3,15 km. Total jemaah dalam prosesi haji di Masjid Haram menempuh jarak 7-10 km dan memakan waktu sekitar 2-4 jam.
ADVERTISEMENT
Agus mengatakan inovasi juga tengah dikembangkan di Mina tempat mabit para jemaah. Jutaan jemaah yang hadir membuat Mina penuh sesak. Ribuan jemaah harus berdesakan di dalam tenda dan harus berjalan jauh ke lokasi lontar jumrah.
"Terkait Mina, kami sudah komunikasi dengan pemerintah Saudi dan think tank Saudi yang khusus memantau haji dan umrah. Ke depan, tenda Mina akan bertingkat dan space tiap orang adalah 2 meter. Tahun ini spacenya 0,8 meter sehingga terjadi penumpukan," kata Agus.
Untuk memfasilitasi jemaah haji dari seluruh dunia, Saudi sebelumnya telah melakukan pelebaran Masjidil Haram dan merenovasi berbagai lokasi ibadah. Hal ini dibuat untuk memudahkan jemaah haji dalam melaksanakan prosesi ibadah.
Agus mencontohkan, salah satu inovasi yang terlihat jelas adalah tiang lempar jumrah atau jamarat yang saat ini sangat besar dan dibuat hingga empat tingkat. "Jamarat yang asalnya kecil, hanya sekitar 1 meter ketika tahun 1998, dibuat inovasi baru. Tujuan akhirnya adalah kenyamanan dan kemudahan," kata Agus.
ADVERTISEMENT