Dubes RI soal Mustafa Kemal Jadi Nama Jalan di Jakarta: Turki yang Menentukan

17 Oktober 2021 21:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kemal Ataturk, atau Mustafa Kemal. Foto: AFP PHOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kemal Ataturk, atau Mustafa Kemal. Foto: AFP PHOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tokoh sekuler sekaligus pendiri negara Turki, Mustafa Kemal Attaturk, akan dijadikan nama jalan di Jakarta. Hal ini kemudian memicu protes dari sejumlah pihak.
ADVERTISEMENT
Dubes RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, menjelaskan bahwa pemerintah Turki yang menentukan nama Mustafa Kemal Attaturk untuk dijadikan nama Jalan di Jakarta. Bukan pemerintah Indonesia atau Pemprov DKI.
Hal itu sebagai tata krama diplomatik karena Turki memenuhi permintaan Indonesia untuk memberikan nama jalan Sukarno di sana.
"Yang akan menentukan nama jalannya bukan Pemerintah Indonesia dan juga bukan Pemda DKI," kata Iqbal dalam keterangannya, Minggu (17/10).
"Pemerintah Turki yang akan menentukan nama jalan tersebut nanti. Kita masih menunggu usulan resmi nama jalan tersebut. Apa pun nama jalan itu nanti, pasti itu mewakili harapan pemimpin dan rakyat Turki," sambungnya.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Usulan nama tokoh Turki yang jadi nama jalan di Jakarta muncul setelah nama Presiden Sukarno ada di Turki. Sebagai gantinya, Turki ingin ada nama tokoh negera mereka yang jadi nama jalan di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Sebagai simbol kedekatan kedua Bangsa yang sudah dimulai sejak abad ke-15, Pemerintah Turki setuju memenuhi permintaan Indonesia untuk memberikan nama jalan di depan KBRI Ankara dengan nama Bapak Proklamasi kita, Ahmet Sukarno (nama yang dikenal di Turki). Sesuai tata krama diplomatik, kita akan memberikan nama jalan di Jakarta dengan nama jalan Bapak Bangsa Turki," jelasnya.
Sebelumnya, penolakan salah satunya datang dari Anwar Abbas. Pria yang juga Wakil Ketua Umum MUI itu menilai, menjadikan Mustafa Kemal Attaturk jadi nama jalan tidak pantas karena pemikirannya telah merendahkan Islam.
Anwar menolak hal ini bukan tanpa sebab. Mustafa Kemal Attaturk merupakan pemimpin negara Turki yang dikenal dengan sistem pemerintahan sekuler. Ia dianggap telah mengubah sistem pemerintahan kesultanan yang telah dibangun di Turki menjadi sistem yang jauh dari ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
"Mustafa Kemal Attaturk adalah seorang tokoh yang sudah mengacak-acak ajaran Islam. Banyak sekali hal-hal yang dia lakukan yang bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunah," kata Anwar Abbas.