Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dubes Sudan: Kami Berharap Bantuan Kemanusiaan dari Indonesia
3 Mei 2023 14:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Negara di Afrika yang dilanda konflik bersenjata itu juga menyatakan harapan kepada pemerintah Indonesia untuk bisa ikut mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Pernyataan tersebut disampaikan secara langsung oleh Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali, dalam sesi jumpa pers yang digelar di kediamannya, pada Rabu (3/5).
Ali mengatakan, sejauh ini hanya negara-negara tetangga di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Mesir yang secara berkala memasok bantuan kemanusiaan ke negaranya.
“Oman dan Arab Saudi telah mengirimkan [bantuan], menurut saya Arab Saudi UEA [Uni Emirat Arab] juga berjanji untuk memberikan USD 50 juta sebagai dukungan dan tentu saja juga biaya tidak langsung,” tutur Ali.
“Dan kami telah menerima bantuan yang terus menerus, terutama untuk bantuan kemanusiaan dan obat-obatan setiap hari secara rutin,” sambung dia.
ADVERTISEMENT
Ali menekankan, adapun bantuan kemanusiaan utama yang dibutuhkan adalah obat-obatan, lantaran banyak rumah sakit di Ibu Kota Khartoum tidak lagi beroperasi akibat terdampak serangan.
Diplomat yang baru tiba di Indonesia tiga bulan lalu itu menambahkan, pihaknya berharap dapat menerima bantuan serupa dari pemerintah Indonesia. “Sejauh ini, mungkin insyaallah dalam beberapa hari ke depan, kami juga mengharapkan bantuan dari Indonesia,” kata Ali.
“Jadi saya ingin Anda juga menyoroti pentingnya peran Indonesia dalam hal ini. Ya, ya, terutama obat-obatan. Dan sekarang bantuan semacam ini,” sambung dia.
Lebih lanjut, sejak pertempuran pecah di Khartoum pada Sabtu (15/4) beberapa pekan lalu, Sudan menyaksikan konflik berdarah yang telah menelan korban jiwa hingga ratusan orang.
ADVERTISEMENT
Perang antara pasukan militer negara Sudan dan paramiliter Sudan Rapid Forces (RSF) ini merupakan sebuah pergolakan dari kelompok pemberontak yang ingin menggulingkan pemerintahan demokratis berkuasa di negara itu.
Imbasnya, ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menempuh pendidikan atau bekerja di Sudan terpaksa dievakuasi.
Secara terpisah, sebelumnya pada Selasa (2/5) Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa sebanyak hampir 950 WNI berhasil dievakuasi dari Sudan.
“Per hari ini, sebanyak 949 WNI telah dievakuasi dari Sudan dengan rincian, 930 orang dievakuasi via Jeddah [Arab Saudi] 13 orang dievakuasi via Mesir, dan 6 orang dievakuasi via Persatuan Emirat Arab [Uni Emirat Arab],” kata Retno.