Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Dubes Swiss Soal #KaburAjaDulu: Baiknya Tetap di RI, Banyak yang Bisa Dilakukan
27 Februari 2025 15:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder, menilai Indonesia memiliki peluang besar bagi generasi muda untuk berkembang dan berkontribusi.
ADVERTISEMENT
Menanggapi tren #KaburAjaDulu, Zehnder justru mendorong anak muda agar tetap di Indonesia dan memanfaatkan potensi yang ada.
Menurutnya tak banyak orang Indonesia yang kini bekerja di Swiss. Biasanya WNI hanya berkunjung sebentar ke negaranya dan kembali ke Tanah Air.
Ia pun berpendapat, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di kisaran 5-8 persen dapat membuka banyak ruang bagi generasi muda untuk menciptakan perubahan.
“Dan dengan pertumbuhan ekonomi 5-8 persen, anda dapat melakukan hal-hal yang tidak dapat anda lakukan di tempat lain. Jadi ini pendapat saya tentang hal itu,” tambahnya.
Talenta Indonesia Dibutuhkan di Dalam dan Luar Negeri
Turut merespons tren #KaburAjaDulu, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Martini Mohamad Paham, mengakui banyak talenta Indonesia memilih bekerja di luar negeri karena peluang yang lebih terbuka.
ADVERTISEMENT
Namun, ia mengatakan pemerintah berharap para diaspora tetap membawa nama baik Indonesia dan suatu saat kembali dengan pengalaman global.
“Kita tidak bisa menahan mereka jika peluang lebih besar ada di luar. Tapi kami berharap mereka bisa menjadi representasi kualitas tenaga kerja Indonesia di dunia,” kata Martini.
Pengalaman internasional, menurut Paham, bisa menjadi modal penting untuk membangun Indonesia di masa depan.
“Dengan memahami mekanisme pasar global, mereka bisa kembali membawa wawasan dan inovasi untuk negeri ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan SDM Industri Kementerian Perindustrian, Masrokhan, menegaskan bahwa Indonesia sudah memiliki sistem pendidikan vokasi yang selaras dengan industri, sehingga tenaga kerja yang dihasilkan siap bersaing.
“Pendidikan vokasi kita sudah link and match dengan kebutuhan industri, dengan kurikulum bertaraf global. Kerja sama dengan negara seperti Swiss membuktikan bahwa lulusan vokasi kita terserap oleh industri,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya mengenai tanggapannya soal tantangan usia dalam dunia kerja, Masrokhan menekankan bahwa kompetensi tetap menjadi faktor utama.
“SMK dan politeknik kita sudah menghasilkan SDM yang kompeten sesuai standar global. Sosialisasi akan terus kami lakukan agar semakin banyak yang percaya dengan pendidikan di dalam negeri,” katanya.
Polemik #KaburAjaDulu merupakan gerakan cerminan dilema generasi muda dalam memilih antara bertahan di Tanah Air atau mencari peluang di luar negeri.
Ramainya penggunaan tagar ini disebut-sebut sebagai bentuk ekspresi kekecewaan tenaga muda produktif terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi Indonesia yang dianggap suram. Lewat tren ini, masyarakat membahas dan membagikan tips cara kabur ke luar negeri melalui peluang bekerja atau studi.