Dubes Ukraina soal Tentara Bayaran dari Indonesia: Rusia Pembohong

15 Maret 2024 16:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Dr Vasyl Hamianin dalam peringatan Day of Ukrainian Statehood di Perpustakaan Nasional Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2023). Foto: Aliyya Bunga/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Dr Vasyl Hamianin dalam peringatan Day of Ukrainian Statehood di Perpustakaan Nasional Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2023). Foto: Aliyya Bunga/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, merespons soal data tentara bayaran yang diunggah Menteri Pertahanan Rusia, Jumat (15/3). Menurut Vasyl apa yang dikatakan oleh pihak Rusia hanyalah kebohongan belaka.
ADVERTISEMENT
"Ini merupakan informasi dari Kementerian Rusia mengenai warga Indonesia. Bagaimana saya bisa berkomentar? Mungkin lebih baik jika tanyakan pada orang lain?" ucap Vasyl dalam keterangannya.
Ia juga menekankan bahwa setiap pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak Rusia sangat tidak layak untuk dipertimbangkan.
"Rusia hanya menyebar kebohongan, silakan tanya mereka di mana fakta dan buktinya. Pembohong," jelas Vasyl pada Jumat (15/3).
Dalam pesannya, Dubes Vasyl juga memberikan informasi terkait tentara yang berada di pihak Rusia.
"Saya tahu ada beberapa warga dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang ikut membantu tentara Rusia di medan perang. Semuanya sudah ada di berita. Itu sudah terbukti," jelasnya.
Kedutaan Besar Rusia merilis daftar mengenai keterlibatan tentara bayaran dari negara asing yang berada di Ukraina, Jumat (15/3). Di antaranya terdapat tentara bayaran dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kedutaan Besar Rusia di Jakarta menyebut tentara bayaran dari Indonesia berjumlah 10 orang. Empat di antaranya gugur.
Juru bicara Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal, juga telah angkat bicara mengenai hal tersebut.
"Informasi tersebut perlu didalami lebih lanjut.⁠ Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki," kata Iqbal dalam keterangannya di hari yang sama.