Dubes Vorobieva: Rusia Bakal Baik-Baik Saja dengan atau Tanpa Vladimir Putin

13 September 2023 18:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato tahunannya kepada Majelis Federal di Moskow, Rusia, Rabu (21/2/2023). Foto: Sputnik/Pavel Bednyakov/Kremlin via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato tahunannya kepada Majelis Federal di Moskow, Rusia, Rabu (21/2/2023). Foto: Sputnik/Pavel Bednyakov/Kremlin via REUTERS
ADVERTISEMENT
Rusia bakal baik-baik saja dengan atau tanpa kepemimpinan Presiden Vladimir Putin. Terlepas dari pentingnya kepribadian sosok pemimpin tetapi kekuatan terbesar negara ini terletak pada rakyatnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk RI, Lyudmila Georgievna Vorobieva, dalam sesi jumpa pers di kediamannya pada Rabu (13/9).
Vorobieva mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui siapa sosok yang bisa menggantikan posisi Putin — yang sudah berkuasa dua periode dari 2000-2008 dan 2012-sampai sekarang.
Namun, diplomat itu menegaskan kalaupun Putin tidak lagi berkuasa, tetapi negara berpenduduk 143 juta orang itu bakal baik-baik saja.
"Saya tidak tahu siapa [sosok yang bisa menggantikan Putin]. Namun, Rusia akan baik-baik saja — dengan Putin, ya, tanpa Putin juga. Rusia akan baik-baik saja," kata Vorobieva.
Diplomat yang telah bertugas di Indonesia hampir lima tahun ini mengaku, kepribadian seorang pemimpin memang sangat penting dan perannya sangat besar dalam sejarah.
ADVERTISEMENT
"Namun, kekuatan Rusia tidak hanya terletak pada kemampuan visioner para pemimpinnya, tetapi kekuatan Rusia terletak pada rakyatnya," jelas Vorobieva.
Duta Besar Rusia untuk RI, Lyudmila Georgievna Vorobieva, dalam sesi jumpa pers di kediamannya di Jakarta Pusat (5/7/2023). Foto: Dok. Istimewa
"Saya cukup yakin bahwa rakyat Rusia dapat mengatasi semua kesulitan dan tetap bersatu, serta bekerja untuk kepentingan dan kemakmuran negara kita," sambung dia.
Selain dari sisi rakyat, kata Vorobieva, Rusia juga memiliki sejumlah kelebihan dari sisi geografis dan kekayaan alamnya. Menjadi salah satu negara yang paling banyak diberikan sanksi oleh Barat, Rusia telah menanamkan prinsip independen dari bantuan asing.
"Kami memiliki wilayah yang sangat luas, kami sangat kaya akan sumber daya alam, negara kami telah mengembangkan pertanian, kami sekarang menginvestasikan banyak upaya dan uang untuk mengembangkan industri kami agar mandiri, memiliki kedaulatan teknologi," papar Vorobieva.
ADVERTISEMENT
"Namun, kami telah belajar dari pengalaman, kami harus memastikan kedaulatan kami, seperti negara lain, agar benar-benar mandiri dan mampu melindungi kepentingan rakyat kami," imbuhnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin memeluk seorang prajurit di pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia Kamis (20/10/2022). Foto: Russian Defence Ministry/Reuters
Diplomat kelahiran Kiev ini menyinggung soal pelajaran yang telah diambil Rusia terkait pentingnya mempertahankan kedaulatan negara — yang juga merupakan salah satu alasan di balik peluncuran operasi militer khusus di Ukraina.
"Namun, kami telah belajar dari pengalaman, kami harus memastikan kedaulatan kami, seperti negara lain, agar benar-benar mandiri dan mampu melindungi kepentingan rakyat kami," sambung dia.
Menurut Vorobieva, pentingnya menjaga kedaulatan dan kemandirian itu juga berkaitan dengan sejarah Rusia di masa lalu. Dari sejarah dan pengalaman inilah sebuah pelajaran berharga dipetik.
Misalnya, saat Kekaisaran Rusia memenangkan perang melawan invasi Prancis yang dipimpin oleh Kaisar Napoleon Bonaparte pada 1812 hingga saat Uni Soviet memenangkan perang melawan Nazi Jerman di Perang Dunia II.
ADVERTISEMENT