Dubes Vorobieva Ungkap Kondisi Rusia Usai Pemberontakan Tentara Bayaran Wagner

5 Juli 2023 14:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Rusia untuk RI, Lyudmila Georgievna Vorobieva, dalam sesi jumpa pers di kediamannya di Jakarta Pusat (5/7/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Rusia untuk RI, Lyudmila Georgievna Vorobieva, dalam sesi jumpa pers di kediamannya di Jakarta Pusat (5/7/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kondisi di Rusia aman dan kondusif setelah Juni lalu dihantam pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner Group. Bahkan rakyat Rusia makin bersatu setelah peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk RI, Lyudmila Georgievna Vorobieva, dalam sesi jumpa pers di kediamannya pada Rabu (5/7).
Vorobieva mengatakan, keberhasilan Presiden Vladimir Putin mengatasi krisis militer ini dalam waktu singkat dan tanpa pertumpahan darah justru membuktikan kekuatannya sebagai pemimpin.
"Semuanya telah diselesaikan dan semuanya baik-baik saja. Dan Anda tahu, teman-teman Indonesia kami yang sekarang berada di Moskow, bertanya kepada saya, apakah aman? Ya, sangat aman," ungkap Vorobieva.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Diplomat senior ini mengatakan, Kementerian Pertahanan Rusia pun telah mengambil tindakan pencegahan untuk memitigasi terjadinya krisis militer serupa di masa depan, yang pertama kalinya terjadi sepanjang masa pemerintahan Putin selama hampir dua dekade.
"Untuk tindakan pencegahan, tentu saja, adalah hal yang normal untuk meningkatkan keamanan agar orang-orang merasa aman," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Namun, sejauh ini, kata Vorobieva, pemerintah tidak melihat ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi di Rusia, terlepas dari serangan dari pihak Ukraina ke teritorial negara tetangganya itu.
"Kami melihat di berita online beberapa kasus ketika mata-mata Ukraina atau orang-orang yang memata-matai Ukraina ditangkap oleh dinas keamanan kami. Jadi tentu saja, ada langkah-langkah yang diambil seperti halnya di negara lain, Anda tahu, untuk memastikan keamanan publik yang benar-benar normal," jelas dia.

Tak Ada Ancaman dari Wagner Group

Sementara terkait ancaman keamanan dari Wagner Group dan pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin, Vorobieva memastikan masalah itu sudah selesai dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.
Dia menyinggung soal pernyataan Putin dalam pidatonya pada Senin (26/6) perihal pemberian tiga pilihan kepada anggota Wagner Group yang ikut memberontak.
ADVERTISEMENT
Putin mengatakan, berdasarkan hasil mediasi dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, tentara Wagner dapat memilih untuk diasingkan ke Belarusia bersama Prigozhin; bergabung dengan Kementerian Pertahanan Rusia dan menjadi bagian dari tentara nasional; atau kembali ke keluarganya masing-masing.
Gambar dari video yang dirilis oleh pasukan tentara bayaran Grup Wagner Rusia menunjukkan pemimpinnya Yevgeny Prigozhin membuat pengumuman mendadak dan dramatis pada hari Jumat 5 Mei 2023 bahwa pasukannya akan meninggalkan kota Bakhmut di Ukraina. Foto: Reuters
Anggota Wagner yang memilih ketiga opsi tersebut tidak akan dijatuhi hukuman apapun meski sudah terlibat dalam upaya pemberontakan bersenjata.
"Prigozhin sudah berada di luar negeri. Orang-orangnya memiliki opsi-opsi ini, dan saya tahu bahwa beberapa orang telah pindah ke Belarusia dan beberapa orang telah menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan. Jadi pada dasarnya, begitulah situasi yang telah ditangani," jelas Vorobieva.
Vorobieva kemudian menyinggung soal klaim-klaim dari Barat yang menyebut bahwa terjadinya pemberontakan Wagner telah membuktikan kekuasaan Putin sudah 'rapuh'.
ADVERTISEMENT
Menurut Vorobieva, klaim itu sama sekali tidak benar. "Jadi, terlepas dari semua tuduhan dari Barat bahwa situasi ini menunjukkan kelemahan pemerintah kita atau presiden kita, sistem kita, tentu saja itu tidak benar," kata dia.
"Anda tahu, semuanya berakhir hanya dalam waktu 24 jam. Dan Anda lihat apa yang terjadi di Prancis, selama seminggu, pemerintah tidak dapat mengendalikan situasi dan tidak ada yang mengatakan bahwa [Emmanuel] Macron lemah atau, Anda tahu, ini adalah tanda kelemahan sistem dan Prancis, dll," ungkap Vorobieva.
Sebaliknya, sambung dia, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Rusia mendukung Putin. "Itu benar-benar membuktikan kekuatannya dalam cara dan juga kemampuannya untuk menangani krisis semacam ini," kata Vorobieva.
ADVERTISEMENT
"Tanpa pertumpahan darah, tanpa Anda tahu, tindakan yang bisa saja menyebabkan kematian banyak orang, namun dilakukan dengan cara yang sangat cepat, sangat efisien, dan damai. Lihatlah, lihatlah Prancis lagi," tutupnya.