Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Duduk Perkara Ketua DPC Gerindra Semarang Diduga Pukul Kader PDIP
11 September 2023 7:18 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang Joko Santoso diduga memukul seorang kader PDIP Kota Semarang, Suparjiyanto (58). Pemukulan itu diduga karena masalah pemasangan bendera PDIP di lingkungan rumah Joko.
ADVERTISEMENT
Dari rekaman video CCTV yang beredar terlihat seorang baju putih mendatangi sebuah rumah. Ia kemudian terlihat berbincang dan masuk rumah tersebut. Namun, tidak berapa lama diduga terjadi keributan karena warga tiba-tiba berbondong-bondong mendatangi rumah itu.
Ketua DPC PDIP Kota Semarang, Hendrar Prihadi, membenarkan kader PDIP Suparjiyanto (58) dipukul oleh Joko. Peristiwanya terjadi Jumat (8/9) malam kemarin.
"Jumat jam 21.45 WIB Pak Suparjiyanto, warga Jalan Cumi-cumi, Bandarharjo didatangi Ketua DPC Gerindra. Tanpa babibu memukul kader kami," kata pria yang biasa disapa Hendi itu dalam keterangan video yang diterima kumparan, Minggu (10/9).
Hendi yang juga eks Wali Kota Semarang menyebut, pemukulan ini terjadi karena Joko tidak terima dengan pemasangan bendera PDIP di kampung tersebut. Joko dan Suparjiyanto memang tetangga satu kampung.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan ke Polisi
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang Joko Santoso yang diduga memukul seorang kader PDIP Kota Semarang, Suparjiyanto (58), dilaporkan ke polisi.
Kasus dilaporkan ke Polda Jawa Tengah atas dugaan kasus penganiayaan pada Jumat, 8 September 2023. Laporan sudah diterima SPKT Polda Jateng dengan STTLP/167/IX/2023/JATENG/SPKT. Korban juga dibantu LBH Ratu Adil sebagai kuasa hukum atau pengacara.
Aksi pemukulan itu terekam CCTV dan beredar di media sosial. Terlihat seorang baju putih mendatangi sebuah rumah. Ia kemudian terlihat berbincang dan masuk rumah tersebut. Namun, tidak berapa lama diduga terjadi keributan karena warga tiba-tiba berbondong-bondong mendatangi rumah itu.
Joko membantah
Sementara itu, Joko menegaskan dia tidak melakukan pemukulan terhadap Suparjiyanto apalagi pipi Suparjiyanto disebut bengkak karena itu. Namun, ia mengaku sempat mendorong Suparjiyanto.
ADVERTISEMENT
"Saya sama sekali tidak melakukan hal ceroboh itu. Saksi banyak yang melihat, saya sedikitpun tidak menyentuh muka," aku Joko.
Joko mengaku emosinya sempat tersulut karena Suparjiyanto memasang bendera PDIP di dekat rumahnya tanpa izin. Ia merasa tidak dihormati.
"Tadi malam ada pemasangan khusus di RT saya. Saya tanya ke warga siapa yang masang. Kok nggak ngajeni saya, selalu warga asli RT sini dari partai lain," tegas Joko.
Dia juga akan melaporkan balik Suparjiyanto terkait laporan palsu dan pencemaran nama baik. Ia ingin ke depan ada etika politik yang dibangun.
Gerindra Copot Joko Santoso
Majelis Kehormatan Gerindra mencopot Ketua DPC Semarang Joko Santoso dari jabatannya. Hal ini diputuskan dalam sidang etik Mahkamah Kehormatan partai.
ADVERTISEMENT
Joko 'divonis' bersalah karena mengintimidasi dan membentak kader PDIP Suparjianto terkait insiden pemasangan bendera di sekitar rumahnya.
"Kami memeriksa langsung yang bersangkutan, dalam menyampaikan keterangan dan kami juga membanding keterangan dari tim pemeriksa, tim verifikasi, tim investigasi yang saat ini ada di Semarang. Intinya majelis bersepakat, 5 anggota majelis menjatuhkan putusan bahwa yang bersangkutan bersalah," kata Ketua Majelis Kehormatan Gerindra Habiburokhman kepada wartawan di DPP Gerindra, Minggu (10/9).
Habiburokhman mengatakan, Joko melanggar Pasal 68 Anggaran Rumah Tangga Partai Gerindra yaitu soal jati diri kader Gerindra yang harus berperilaku sopan, rendah hati dan disiplin.
"Jadi beliau tadi dalam pengakuannya mendatangi rumah kader PDIP, masuk kemudian juga membentak-bentak, diakui sendiri. Nah itu sudah cukup bagi kami untuk menjatuhkan putusan bahwa yang bersalah dan diberikan sanksi cukup berat diberhentikan sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Semarang," ujar Habiburokhman.
ADVERTISEMENT
Soal tuduhan penganiayaan atau pemukulan, tambah dia, sampai sejauh ini pihaknya belum mendapatkan keterangan saksi. Di luar kewenangan majelis Kehormatan Gerindra.
"Jadi, ada dua versi kalau kami baca di media, ada yang mengatakan terjadi penganiayaan, sementara ada versi lain, banyak beberapa saksi lain tidak terjadi kontak fisik. Kami tidak punya kewenangan untuk menilai keduanya. Kami serahkan supaya agar aparat penegak hukum bisa bekerja secara profesional, jika memang bersalah dinyatakan bersalah, jika tidak bersalah jangan dinyatakan bersalah. Harus sesuai dengan bukti-bukti yang ada," jelas dia.
"Itu ranah pidana," sambungnya.
PDIP Pastikan Tak Ada Gesekan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berkomentar soal kasus dugaan pemukulan kadernya yang dilakukan Ketua DPC Gerindra Kota Semarang. Hasto mengatakan, kasus ini diserahkan kepada aparat hukum.
ADVERTISEMENT
"Ya, PDIP ini taat hukum. Pada tahun 1996 kantor PDIP diserang kami menempuh jalan hukum. Sehingga yang kami sesalkan adalah tindakan main hakim sendiri, apalagi melakukan kekerasan di mana aspek kemanusiaan itu ditinggalkan," kata Hasto di Jakarta, Sabtu (9/9).
Hasto menyayangkan politik berjalan tanpa dialog. Sehingga, lebih baik PDIP menempuh jalan hukum dalam kasus ini.
"Dan kami telah menginstruksikan kepada seluruh kader PDI Perjuangan bahwa sejak dulu PDI itu biasa yang namanya diperlakukan tidak adil," ujarnya.
Meski demikian, Hasto yakin tidak akan ada gesekan di akar rumput karena kasus ini. Menurutnya, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak suka marah-marah.
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 10:01 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini