Duduk Perkara WN Suriah dan Ukraina di Bali Punya KTP dan KK

10 Maret 2023 8:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alamat KTP dan KK WN Ukraina dan Suriah di Bali bekas bedeng. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Alamat KTP dan KK WN Ukraina dan Suriah di Bali bekas bedeng. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
WN Suriah berinisial MZ (31) dan WN Ukraina berinisial RK (37) ditangkap dan ditahan di ruang detensi Imigrasi karena memiliki KTP berkebangsaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak cuma itu, berdasarkan temuan Imigrasi, keduanya juga punya Kartu Keluarga (KK) dan sedang mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
"Itu hasil operasi kita menemukan WNA punya KTP, KK, dan kemudian ATM BCA. Kemudian [mereka] lagi ngurus NPWP. Tujuannya apa, kami belum jelas," kata Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah KemenkumHAM Bali, Barron Ichsan, Rabu (8/3) malam.
Saat ini pihak Imigrasi masih belum berencana mendeportasi kedua WNA itu dalam waktu dekat karena masih menunggu hasil penyelidikan polisi.
Selain itu, menurut Barron, pihaknya masih harus mencari tahu alasan kedua WNA tersebut punya kartu identitas Indonesia.
"Kita harus mengetahui alasan dia bikin KTP, apalagi ini menjelang [Pemilu] 2024. Di 2024, ini tahun pemilu, untuk kita akan sangat membahayakan kalau ada orang asing yang bikin-bikin identitas WNI seperti ini," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
WN Ukraina dan Suriah yang Punya KTP/KK WNI Mengaku Lahir di Jawa
WN Ukraina punya KK dan KTP WNI atas nama Alexander Nur Rudi. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Dalam kasus ini, WN Suriah mendapatkan KTP WNI atas nama Agung Nizar Santoso dan WN Ukraina Alexander Nur Rudi. Status mereka belum menikah.
Dalam kartu identitas KTP yang diterbitkan Dukcapil Kota Denpasar, mereka lahir di Jawa. WN Suriah lahir di Bandung, Jawa Barat, dan WN Ukraina di Jakarta.
"Dengan pekerjaan wiraswasta dan belum menikah," kata Kadisdukcapil Kota Denpasar Dewa Gde Juli Artabrata, Kamis (9/3).
WN Suriah merekam data KTP di Kecamatan Denpasar Selatan pada 15 September 2022. KTP dicetak pada 19 September 2022. Sedangkan WN Ukraina merekam data KTP pada 15 November 2022 dan dicetak pada 22 November 2022.
ADVERTISEMENT
"Dia buat KTP lalu mengajukan KK (Kartu Keluarga)," katanya.
Mereka tercatat beralamat di Jalan Kerta Dalam Sari IX. Nomor 19. Dusun Sejar Kangin, Sidakarya, Kecamatan Kota Denpasar. Alamat ini sesuai dengan alamat KK atas nama Ketut Sutayer. Keduanya menumpang di KK Sutayer mendapatkan KTP WNI.
Dirjen Dukcapil Blokir KTP Warga Ukraina dan Suriah di Bali
Alamat KTP dan KK WN Ukraina dan Suriah di Bali bekas bedeng. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Ditjen Dukcapil Kemendagri, langsung memblokir e-KTP keduanya.
"NIK KTP-el tersebut sudah kami blokir dan tidak bisa dibuka kembali," ucap Dirjen Dukcapil Kemendagri, Prof Zudan Arif Fakrulloh kepada kumparan, Kamis (9/3).
Zudan mengatakan sudah melakukan tracking dan mendapati layanan pembuatan biodata berkasnya dikirimkan melalui online. Semua syarat sesuai aturan yaitu F.101, F.104 (surat pernyataan tidak memiliki dokumen kependudukan), surat keterangan kepala dusun, surat persetujuan kesediaan dari pemilik KK, dan bukti pengecekan biometrik irish mata.
ADVERTISEMENT
"Namun ternyata, dokumen permohonan tersebut semuanya dipalsukan," kata Zudan.
Zudan sudah menegur dan mengingatkan Kadis Denpasar agar lebih cermat dalam menerbitkan NIK bagi orang dewasa.
"Verifikasinya harus ketat dan cermat, perlu cek secara fisik termasuk koordinasi dengan imigrasi," tegas Zudan.
Alamat KTP dan KK WN Ukraina dan Suriah di Bali Ternyata Bekas Bedeng
Berdasarkan data Dukcapil Kota Denpasar, alamat KTP dan KK tercatat di Jalan Kerta Dalam Sari IX, Nomor 19, Dusun Sejar Kangin, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.
Saat kumparan telusuri, bangunan di alamat itu merupakan bedeng dan telah dihancurkan. Terdapat bekas-bekas reruntuhan bangunan dan sampah. Warga justru memanfaatkan lahan ini sebagai tempat jemuran baju.
"Di situ dulu bekas kos-kosan bedeng untuk buruh bangunan yang harganya Rp 250-300 ribu," ungkap warga setempat bernama Wayan Sukenadi, Kamis (9/3).
ADVERTISEMENT
Wayan Sukenedi tidak tahu jelas siapa pemilik tanah tersebut. Sementara itu, orang yang membangun bedeng dan menyewakannya, bernama Sadi atau Nini, tidak memperpanjang usaha rumah bedeng karena harga ongkos tanah mahal pada awal 2020 lalu.
"(Sudah) 20 tahunan (jadi bedeng), sekarang dikontrak sama pemulung sampah," katanya.