Dudung Tunggu Hasil TGIPF soal Dugaan Kekerasan oleh Anggota TNI di Kanjuruhan

5 Oktober 2022 18:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 14 Oktober 2022 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KSAD Jenderal Dudung pimpin sertijab 7 pejabat baru TNI AD, Minggu (4/9/2022). Foto: Dok. TNI AD
zoom-in-whitePerbesar
KSAD Jenderal Dudung pimpin sertijab 7 pejabat baru TNI AD, Minggu (4/9/2022). Foto: Dok. TNI AD
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman masih menunggu hasil dari pemeriksaan yang dilakukan oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) terkait tragedi tewasnya ratusan suporter bola di Stadion Kanjuruhan, Malang, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam sejumlah video yang beredar, terlihat sejumlah anggota TNI yang melakukan tindak kekerasan saat menertibkan para suporter.
"Memang ada yang viral ada anggota TNI di Kanjuruhan yang melakukan tindakan kekerasan tentunya ada sebabnya mungkin, dan itu sekarang menjalani proses, kita menunggu tim dari TGPF," kata dia ketika ditemui di Stadion Siliwangi, Kota Bandung pada Rabu (5/10).
Diketahui, pada beberapa video yang beredar di media sosial, diduga ada keterlibatan anggota TNI melakukan kekerasan. Menurut Dudung, pemeriksaan yang dilakukan TGPF bakal dijadikan pedoman untuk memastikan ada atau tidaknya keterlibatan anggota TNI dalam kasus itu.
"Kita tunggu dari kepolisian juga menyerahkan kepada TGPF untuk mencari sebenarnya yang terjadi apa," ucap dia.
Di sisi lain, Dudung menyatakan bahwa tak hanya ada aksi dugaan kekerasan saja yang muncul di media sosial. Akan tetapi, di media sosial juga ada anggota TNI yang terekam memberikan pertolongan kepada para suporter.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diberitakan, tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 1 November 2022 membawa duka. Ratusan orang menjadi korban.
Kadiv Humas Polri, Irjen Polisi Dedi Prasetyo, mengungkap data terbaru terkait dengan jumlah korban peristiwa tersebut. Jumlah korban yang meninggal dunia yakni 125 orang, sementara ratusan lainnya terluka.