Duet NU-Muhammadiyah: Nusantara Berkurban untuk Indonesia Berkemajuan

7 Agustus 2017 14:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
16
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Program NBIB dari LAZISMU. (Foto: dok. LAZISMU)
zoom-in-whitePerbesar
Program NBIB dari LAZISMU. (Foto: dok. LAZISMU)
ADVERTISEMENT
Momentum hari raya Idul Adha bagi umat Islam merupakan hari besar spesial karena nilai sosial di dalamnya akan dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, dua lembaga amil zakat nasional terbesar LAZISMU di bawah Muhammadiyah dan NU CARE dari Nahdhatul Ulama berkolaborasi dalam rangka mengaktualisasikan spirit kebersamaan malalui program Nusantara Berkurban untuk Indonesia Berkamajuan (NBIB).
NBIB adalah program nasional LAZISMU dan NU CARE dengan prinsip kebersamaan pelaksanaan NBIB akan diwujudkan dalam bentuk pengelolaan kurban yang meliputi penghimpunan, pemotongan, dan pengemasan daging kurban dalam wujud rendang (kaleng) yang pendistribusiannya dikhususkan untuk menjangkau wilayah yang tidak terjangkau.
Program ini juga sebagai upaya partisipasi dan kontribusi kepada pemerintah untuk ikut mendorong pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan agar bernilai strategis dan inklusif serta berdampak luas sehingga pencapaian tujuan pembangunan nasional dapat segera dirasakan manfaatnya.
ADVERTISEMENT
Mewakili kedua lembaga filantropi Islam di atas, Direktur Utama Lazismu, Andar Nubowo dan Direktur Utama NU CARE, Syamsul Huda, bersepakat sinergi ini dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi terhadap umat Islam dan bangsa Indonesia.
Andar Nubowo mengatakan, latar belakang digagasnya program ini adalah mendorong aktivasi gerakan filantropi yang bersifat strategis. Andar meyakini bahwa program NBIB yang dikemas dengan gerakan filantropi akan bernilai lebih jika bisa menyentuh realitas sosial di tengah masyarakat.
“Misalnya yang paling dekat adalah bagaimana pesan-pesan kesehatan dalam ibadah kurban disadari penting oleh umat Islam,” katanya.
Sapi Kurban (Foto: Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Sapi Kurban (Foto: Antara)
Di samping itu, lanjut Andar, program ini juga menyasar kawasan yang rawan gizi buruk. Karena itu, ia menilai persoalan ketahanan pangan penting diperhatikan mengingat pelaksanaan pembangunan berkelanjutan memuat tema-tema pokok yang bersentuhan dengan persoalan-persoalan filantropi Islam. .
ADVERTISEMENT
Kawasan yang tidak terjangkau seperti terdepan, terluar dan tertinggal (3T) termasuk kawasan padat, kumuh dan kantong-kantong kemiskinan dibidik sebagai wilayah yang tepat sasaran.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama NU CARE, Syamsul Huda, menekankan bahwa program NBIB secara esensial tidak dimaknai sebagai ibadah ritual semata.
“Justru ibadah kurban harus dimaknai sebagai proses edukasi dan mencerdaskan umat Islam tentang arti penting kebersamaan,” tutur Syamsul.
Daerah-daerah yang tidak pernah terdengar seperti pesantren-pesantren di pedalaman dan menjadi basis dakwah di daerah terpencil memiliki nilai dan pesan sosial bahwa pengorbanan jiwa dan raga harus menjangkau kehidupan sosial yang kompleks. Sehingga, jelas Syamsul, proses transformasi sosial-kultural dalam ibadah kurban mengantarkan kepada perbaikan mutu kehidupan dan kebaikan bersama.
ADVERTISEMENT
Adapun hewan kurban yang dikemas dalam rendang nanti juga merupakan ikhtiar melestarikan budaya kuliner Nusantara. Maka program NBIB menisbatkan rendang sebagai nilai inovasi bersama Lazismu dan NU Care. yang ingin program ini memberikan sumbangsih kepada umat Islam Indonesia untuk persaudaraan dan kemanusiaan di seluruh dunia.
---
Anda bisa mengikuti program kurban untuk daerah 3T dan bagian dari kolaborasi ini dengan berdonasi di laman berikut: