Duka Ayah Rahmat Vaisandri: Anak Saya Ingin ke Jepang, Mau Ubah Nasib

30 Januari 2025 17:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rahmat Faisandri (29 tahun), warga asal Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat diduga menjadi korban penculikan dan penyiksaan saat merantau di Jakarta Timur. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rahmat Faisandri (29 tahun), warga asal Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat diduga menjadi korban penculikan dan penyiksaan saat merantau di Jakarta Timur. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Orang tua Rahmat Vaisandri yang tewas diduga disiksa di Jakarta Timur karena dituding melakukan pencurian, masih berupaya mencari keadilan atas kematian anaknya. Ayahanda Rahmat, Bahtiar, mengaku sangat terpukul atas kabar kematian Rahmat. Dia sangat menyayangi anaknya.
ADVERTISEMENT
"Setelah anak saya meninggal disiksa dengan cara dianiaya, semenjak kepergian anak saya sangat terpukul, Pak, sangat bersedih," kata dia saat hadir dalam RDP yang digelar di Ruang Rapat Komisi III DPR RI pada Kamis (30/1).
Sudah 6 tahun, Bahtiar menyebut, Rahmat jadi tulang punggung perekonomian keluarga. Dalam waktu dekat ini, padahal Rahmat sudah berencana pergi ke Jepang untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Akan tetapi, nasib berkata lain.
Ayah Alm Rahmat Vaisandri (kanan), saat RDP dengan Komisi III DPR, Kamis (31/1). Foto: dok: YouTube Parlemen
"Dia sangat dekat dengan kami apalagi dengan mamanya. Dia bercita-cita mau ke Jepang karena sudah 10 tahun bawa bus masih biasa-biasa saja, jadi mau mengubah nasib," ucap dia.
"Mudah-mudahan saya dapat keadilan hukum," lanjut dia.
Sebelumnya, Rahmat dituduh mencuri dan disiksa hingga meninggal dunia. Terdapat sejumlah luka pada bagian tubuhnya. Saat ditemui keluarga di RS Polri Kramat Jati, terdapat 29 jahitan di kepala, patah di bagian rahang, luka di punggung seperti bekas diseret, hingga tangan yang diduga bekas diikat.
Rahmat Faisandri (29 tahun), warga asal Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat diduga menjadi korban penculikan dan penyiksaan saat merantau di Jakarta Timur. Foto: Istimewa
Jenazah Rahmat dibawa ke kampung halaman di Lubuk Basung, Kabupaten Agam, untuk dimakamkan oleh keluarga. Hingga kini, keluarga tidak terima Rahmat dituding dihajar massa karena melakukan pencurian.
ADVERTISEMENT