Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Duka Keluarga Korban Tewas Insiden Ledakan Amunisi Kedaluwarsa TNI di Garut
13 Mei 2025 13:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Perasaan duka dan kehilangan diungkapkan oleh Salim (63 tahun). Kedua adiknya, Iyus dan Anwar Munawar, yang merupakan warga Kampung Cidahon, Desa Jatimulya, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut tewas dalam insiden ledakan amunisi kedaluwarsa yang didisposal TNI AD, pada Senin (12/5).
ADVERTISEMENT
Salim tidak mengira bahwa maut akan menjemput kedua adiknya yang tengah bekerja dalam pemusnahan amunisi itu. Ia juga tak tahu persis bagaimana kedua adiknya itu turut menjadi korban.
Salim hendak mencari kejelasan soal itu setelah usai pemakaman kedua adiknya.
Terkait disposal yang menewaskan adiknya, dia bilang itu terjadi saat peledakan di lubang ketiga. Peledakan amunisi di dua lubang sebelumnya menurut dia normal saja.
“Yang pertama, jam 9.30 WIB itu yang ledakan resmi, diledakkan sama TNI. Nah, kalau terakhir jam 11 mah itu bukan,” tutur Salim.
Duka Dede
Sementara itu Dede, yang merupakan istri dari korban almarhum Endang Rahmat mengaku punya firasat buruk saat mendapat kabar ada ledakan di lokasi pemusnahan. Dia pun mengatakan bahwa suaminya memang turut bekerja dalam proyek disposal itu.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, baru ada proses identifikasi korban tewas yang dilakukan oleh tim DVI Polda Jabar di RSUD Pameungpeuk. Beberapa korban masih belum teridentifikasi lantaran kondisi jenazahnya tidak utuh. Proses identifikasi dilakukan lewat data dan pengambilan sampel DNA.
"Sampai saat ini sudah teridentifikasi ada empat orang anggota (TNI), masyarakat sipil ada lima orang. Sisa empat (yang belum teridentifikasi)," kata Kepala Seksi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan Rekam Medis RSUD Pameungpeuk Yani Dahyani kepada wartawan.
Korban tewas ledakan amunisi kedaluwarsa berjumlah 13 orang, terdiri dari 4 anggota TNI AD dan 9 warga sipil.