Duka Warga Pademangan karena Rebutan Sembako di Monas

5 Mei 2018 12:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembagian sembako di Monas. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembagian sembako di Monas. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cerita kelam bagi-bagi sembako di Monas yang diselenggarakan Forum Untukmu Indonesia (FUI) masih menjadi perbincangan hangat warga di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Dua anak di bawah umur, Mahesa Junaidi dan Muhammad Rizki, yang diduga meninggal dunia karena berdesak-desakan berebut sembako. Mahesa, salah satu dari dua anak yang meninggal tersebut merupakan warga Kelurahan Pademangan
Warga di sekitar rumah Mehesa kecewa terhadap penyelenggara yang dinilai tidak bertanggung jawab atas tewasnya Mahesa pada kegiatan tersebut. Menurut Ketua RT 11 Kelurahan Pademangan Barat, Andi Pane, tak lama setelah Mahesa meninggal, salah satu panitia mendatangi rumah keluarga korban.
Kupon pengobatan gratis di Monas. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kupon pengobatan gratis di Monas. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
Menurut Andi, saat itu panitia FUI yang bernama Simon datang tidak beritikad baik. Andi menyebut panitia melepas tanggung jawab dengan pergi begitu saja setelah mengantar Junaedi melihat anaknya, Mahesa.
Bahkan, kata Andi, panitia hanya memberi uang ambulans Rp 350 ribu. Tidak terima akan hal itu, Andi kemudian menghubungi kembali Simon. Namun, saat dihubungi, Andi tidak mendapat tanggapan yang baik.
ADVERTISEMENT
“Saya tanya (panitia Simon), bukan hanya menemani, tanggung jawab bapak ini. Dia (cuma) kasih uang duka Rp 350 ribu, uang untuk medis dan ambulans,” jelas Andi Andi kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (4/5).
Tak berhenti di situ, Andi pun tetap ingin meminta tanggung jawab panitia dengan berupaya terus menghubungi Simon. Tapi, respons Simon terhadap Andi tidak terlalu baik. Bahkan telepon dari Andi diabaikan.
“Setelah pulang saya kontak (lagi) itu Simon. Sampai kemudian saya hubungi dia (Simon), pas diSMS dia bilang ‘ada apa pak hubungi saya? saya ada rapat’,” sambungnya.
Setelah Andi terus mendesak Simon, akhirnya terjadi kesepakatan antara dua belah pihak. Menurut Andi, ada pertemuan ayah Mahesa dengan Simon di Mall Mangga Dua Square, Jakarta Utara untuk memberikan bantuan.
Kupon bagi-bagi sembako di Monas. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kupon bagi-bagi sembako di Monas. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
Namun, pertemuan tak hanya memberikan bantuan, diduga pihak panitia memberikan uang tutup mulut agar keluarga korban tidak buka suara menjelaskan kronologi kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saya enggak tahu berapa nominal bantuan yang diberikan pada Junaedi,” pungkasnya.
Sebelumnya ayah Mahesa, Junaedi mengaku mendapat bantuan dari pihak panitia. Namun Ia enggan menyebut jumlah nominal yang diberikan. Usai anaknya tewas, keluarga Mahesa memilih tidak menempuh jalur hukum.
Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum FUI Henry Indraguna membantah telah memberikan uang tutup mulut kepada Junaedi.
"Kami mendengar dari media ada korban, langsung kami antisipasi dan langsung kami kirim tim kami ke lapangan. Tapi dipelintir lagi katanya ada uang tutup mulut," ucap Henry.
Junaidi orang tua Mahesa korban sembako Monas. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Junaidi orang tua Mahesa korban sembako Monas. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
Ikuti perkembangan soal kasus bagi sembako di Monas ini lewat artikel-artikel selanjutnya.