Dukcapil soal Data Vaksin Jokowi: Bukan Kebocoran, NIK Kita Sudah Tersebar

3 September 2021 11:34 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo sebelum disuntik vaksin corona Sinovac dosis ke-2 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/1). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo sebelum disuntik vaksin corona Sinovac dosis ke-2 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/1). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Data vaksinasi Presiden Jokowi di aplikasi PeduliLindungi ternyata bisa diakses masyarakat luas. Penyebabnya, NIK Jokowi sebagai syarat mengakses PeduliLindungi sudah lama bocor.
ADVERTISEMENT
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh, menyebut masalah itu bukan kebocoran data, karena NIK masyarakat --termasuk Presiden-- memang sudah tersebar.
"Ini bukan kebocoran NIK," ucap Zudan dalam pesan singkat, Jumat (3/9).
"PeduliLindungi bisa dibuka oleh siapa pun. Di Google banyak NIK yang terbuka," lanjutnya.
Bredar data NIK Joko Widodo. Foto: Dok. Istimewa
Zudan mengungkap NIK masyarakat tersebar karena dipakai untuk berbagai layanan yang mensyaratkan e-KTP. Belum lagi, banyak NIK bisa dicari di Google yang sumbernya data Pemilu.
"NIK kita beredar di mana-mana saat mengurus apa pun, karena sering kali meninggalkan fotokopi KTP dan KK," tuturnya.
Namun, Zudan mengingatkan menggunakan NIK orang lain untuk mencari informasi bisa dipidana. Karena itu, demi keamanan data vaksinasi, Zudan menyarankan agar akses PeduliLindungi tidak hanya nama dan NIK, tapi ada verifikasi 2 kali.
ADVERTISEMENT
"Saran saya untuk PeduliLindungi perlu 2 factors otentication, tidak hanya dengan NIK saja. Bisa dengan biometrik (sidik jari) atau tanda tangan digital," pungkasnya.
Seorang warga membuka aplikasi PeduliLindungi pada gawai miliknya di Surabaya, Jawa Timur. Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO