Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Dukung Ukraina, Pemimpin Jerman hingga Italia Akan Kunjungi Kiev
16 Juni 2022 14:29 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi dikabarkan akan berkunjung ke Kiev pada Kamis (16/6/2022).
ADVERTISEMENT
Kunjungan 3 pemimpin negara terbesar Uni Eropa ini bertujuan untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap Ukraina di tengah gempuran Rusia yang tak kunjung mereda.
Lawatan ini dilakukan sehari sebelum Komisi Eropa dijadwalkan untuk membuat rekomendasi terkait status Ukraina sebagai kandidat anggota Uni Eropa.
Berbicara di Rumania pada Rabu (15/6/2022), Macron mengatakan sudah waktunya bagi Eropa untuk menjawab ambisi Uni Eropa Ukraina.
"Kami berada pada titik di mana kami perlu mengirim sinyal politik yang jelas, kami orang Eropa, terhadap Ukraina dan rakyatnya ketika mereka tengah melakukan perlawanan heroik," paparnya, dikutip dari Reuters.
Kiev sebelumnya telah mengkritik Prancis, Jerman dan, bahkan Italia dengan menyebut mereka menunda-nunda dukungan untuk Ukraina. Ukraina menuduh ketiganya, terutama Jerman, lambat dalam mengirimkan senjata dan menempatkan kemakmuran mereka sendiri di atas kebebasan serta keamanan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Scholz menyangkal tuduhan bahwa dia telah menahan dukungan militer yang sangat dibutuhkan Ukraina.
Ia mengatakan, Jerman adalah salah satu pendukung militer dan keuangan terbesar Ukraina. Scholz menambahkan, Jerman bahkan melatih tentara Ukraina menggunakan sistem artileri canggih yang ditawarkannya.
Zelensky diprediksi akan mendesak 3 pemimpin negara ini untuk mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina dalam kunjungan mereka.
Seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Oleksiy Arestovych, mengaku khawatir ketiga pemimpin itu akan menekan Kiev untuk menerima kesepakatan damai yang menguntungkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Mereka akan mengatakan bahwa kita perlu mengakhiri perang yang menyebabkan masalah pangan dan masalah ekonomi, bahwa kita perlu menyelamatkan reputasi Putin," ungkapnya,
Pernyataan Arestovych ini merujuk pada komentar Macron yang menekankan pentingnya untuk tidak mempermalukan pemimpin Rusia itu.
ADVERTISEMENT
Menanggapi kekhawatiran ini, Perdana Menteri Draghi pada Selasa (14/6/2022) mengatakan penting untuk membuka pembicaraan damai sesegera mungkin, namun ia menambahkan pembicaraan itu harus dilaksanakan dengan kondisi yang dianggap dapat diterima oleh Ukraina.
Penulis: Airin Sukono.