Dukungan 'Firli Bahuri Calon Pimpinan 2024' Diyakini Bukan dari Masyarakat

2 Maret 2023 16:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beredar spanduk dukungan "Firli Bahuri Calon Pemimpin 2024" di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Beredar spanduk dukungan "Firli Bahuri Calon Pemimpin 2024" di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut dukungan 'Firli Bahuri Calon Pimpinan 2024' bukan murni dari masyarakat. Patut diduga sebagai cara Firli Bahuri memanfaatkan posisinya sebagai Ketua KPK.
ADVERTISEMENT
Terlebih, spanduk ini disebut pola lama dan sama sebelumnya. Di mana, baliho dukungan Firli sebagai calon presiden juga sempat beredar.
"Kayanya mengulang pola sebelumnya. Aneh juga, kok, masih dilakukan, padahal dulu sudah pernah dilaporkan ke Dewas [Dewan Pengawas KPK]," kata Lalola Easter selaku peneliti ICW kepada wartawan, Kamis (02/3).
Lola bilang, perlu ditelusuri lebih jauh siapa yang berinisiatif memasang spanduk dukungan semacam itu. Meski ia menduga baliho itu ada kaitannya dengan Firli Bahuri.
"Dugaan saya, enggak murni dari masyarakat. Patut diduga FB [Firli Bahuri] menggunakan posisinya sebagai Ketua KPK untuk menarik simpati menuju 2024. Makanya statement di spanduknya juga masih jualan soal anti-korupsi," kata Lola.
Karena belum jelas pemasangannya siapa, ICW mendorong Dewas untuk melakukan penelusuran. Lalu dilakukan penindakan bila memang terbukti adanya pelanggaran etik.
ADVERTISEMENT
Kendati, tambah Lola, hal yang sama sebenarnya sudah pernah dilaporkan ke Dewas. Dan saat itu tidak ada tindak lanjut sebab disebut bukan dari Firli Bahuri.
Ketua KPK Firli Bahuri saat konferensi pers penahanan Gubernur Papua Lukas Enembe, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Kalau memang ada dugaan pelanggaran di situ. Memang masalahnya, kan, kemarin itu juga karena dianggap bukan berasal dari FB, makanya enggak ada tindak lanjutnya. Tapi begitu pemberitaannya menguak, tiba-tiba balihonya banyak yang diturunin," ungkap Lola.
"Intinya, dorongannya bisa diarahkan ke Dewas. Kalo menurut Dewas ada pola yang aneh dari kemunculan baliho-baliho tersebut, tentu mereka bisa ambil inisiatif untuk menelusuri," pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan peneliti Pukat UGM, Zainur Rahman. Dewas KPK perlu turun tangan. Bila ditemukan bukti bahwa pemasangan itu atas perintah Firli Bahuri, jelas melanggar etik.
ADVERTISEMENT
Pimpinan KPK tidak boleh berpolitik praktis. Firli Bahuri belum selesai sebagai pimpinan KPK.
"Kalau spanduk tersebut disebar atas perintah Firli Bahuri ini pelanggaran kode etik. Dewas harus bergerak melakukan penelusuran, melakukan pemeriksaan, pengumpulan informasi data untuk menegakkan kode etik, dan ini menurut saya pelanggaran serius terhadap kode etik KPK, gitu ya," kata Zainur dalam keterangan terpisah.
"Karena itu benar-benar terlarang insan KPK untuk berpolitik. Padahal belum pensiun gitu ya, belum selesai menjabat," kata dia.
Zainur mengaku bahwa sulit untuk menelusuri sumber spanduk itu, tapi dengan sumber daya dan wewenang Dewas dianggap bisa melakukan.
"Jadi saya ingin mengatakan kalau ini diperintahkan, disebar oleh Firli, tugas dari Dewas, dewan pengawas: kumpulkan data, lakukan pemeriksaan, apakah Dewas bisa, ya Dewas kan punya sekretariat, punya, bisa menurunkan tim untuk melakukan penelusuran, gitu ya. Misalnya spanduk tersebut dipasang oleh siapa, bisa ditanyakan instruksi dari mana, dananya dari mana, dan seterusnya," pungkas Zainur.
ADVERTISEMENT
Spanduk dukungan 'Firli Bahuri Calon Pimpinan 2024' itu ditemukan kumparan beberapa titik di Kalimalang, Jakarta Timur. Spanduk-spanduk itu seragam, tertulis "Mendukung Firli Bahuri Menjadi Pimpinan 2024".
Tidak diketahui maksud dukungan 'Pimpinan 2024' itu. Termasuk siapa yang memasang spanduk tersebut.
Namun, di bawah pernyataan dukungan tersebut, tertulis narasi berima khas jargon pemberantasan korupsi: "Menuju Indonesia Bebas Korupsi".
Mengenai spanduk ini Dewas enggan berkomentar. Juga tidak menjawab apakah akan menelusuri atau tidak sumber baliho-baliho itu.
"Saya tidak ada tanggapan atau komentar," kata Anggota Dewas, Syamsuddin Haris, saat dikonfirmasi.

Tanggapan Firli Bahuri

Mengenai baliho-baliho tersebut, Firli Bahuri mengaku tidak tahu-menahu. Firli membantah spanduk tersebut dari dirinya. Hal itu disampaikan Firli melalui Plt juru bicara KPK, Ali Fikri.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah konfirmasi ke Pak Firli, itu bukan dari Pak Firli. Entah siapa yang [pasang]. Saya sudah konfirmasi," kata Ali saat dikonfirmasi di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (02/3).
Ali menegaskan bahwa spanduk-spanduk itu tak ada kaitannya dengan Firli Bahuri.
"Semua spanduk-spanduk itu tidak ada kaitannya dengan [Firli Bahuri-red]," kata Ali. .
"Saya sudah konfirmasi langsung. Jadi itu yang saya peroleh informasi, saya tanya bahwa 'apakah ada kaitannya dengan bapak', ‘ndak ada’," pungkas Ali.