Dunia Sambut Hangat Ekapol, si Asisten Pelatih 12 Anak Thailand

11 Juli 2018 5:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota keluarga melihat foto anak-anak yang selamat di Gua Tham Luang, Thailand. (Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota keluarga melihat foto anak-anak yang selamat di Gua Tham Luang, Thailand. (Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)
ADVERTISEMENT
Ke-12 anak beserta seorang pelatihnya, Ekapol Chanthawong, sudah keluar dari Gua Tham Luang, Chiang Rai, Thailand, dengan selamat. Namun, tak ada yang menyambut kepulangan Ekapol lantaran ia adalah seorang yatim piatu.
ADVERTISEMENT
Sejak usia 10 tahun, Ekapol telah ditinggal oleh orang tuanya. Ia kemudian dibesarkan oleh saudaranya hingga usia 12 tahun sebelum dikirim ke biara.
Hidup Ekapol sebagai sebatang kara membuatnya dekat dengan ke-12 anak yang ia latih di tim sepak bola 'Babi Liar'. Akan tetapi anak-anak itu akan kembali ke orang tuanya, sedangkan Ekapol hanya hidup sendiri.
Meski begitu, kisah heroik Ekapol menginspirasi banyak orang di penjuru dunia. Mereka dengan lantang menyuarakan dukungan kepada pria berusia 25 tahun itu.
Tak terkecuali di media sosial Twitter. Sejumlah warganet mengungkapkan kekagumannya terhadap Ekapol. "Aku harap pelatih dapat melihat rasa cinta dari penjuru dunia untuknya. Dia tidak seharusnya menyalah diri sendiri. Dia harus tahu bahwa dialah pahlawannya," cuit @afuabdulla yang telah di-retweet lebih dari 490 kali.
ADVERTISEMENT
Ada pula @itswazzz yang menyebut Ekapol berhasil menguatkan mental anak-anak selama bertahan di dalam gua.
"Dalam keadaan panik dan stres, ia bantu anak-anak bermeditasi. Selamanya dia akan menjadi pahlawan," kicaunya.
Ekapol Asisten Pelatih 12 Anak Thailand yang Terjebak di Gua (Foto: Twitter/@yvvonelim9)
zoom-in-whitePerbesar
Ekapol Asisten Pelatih 12 Anak Thailand yang Terjebak di Gua (Foto: Twitter/@yvvonelim9)
Sebelumnya Ekapol dikabarkan dalam kondisi paling lemah karena memberikan semua bekal makanan dan minumannya untuk anak-anak itu. Selama mereka bertahan dalam gua, ia mengajari anak-anak asuhnya bermeditasi untuk menyimpan energi.
"Ia sangat mencintai anak-anak itu lebih dari dirinya sendiri. Ekapol sangat mencintai mereka karena ia tak punya ayah," kata Sriwichai, dilansir NZ Herald.
"Ekapol tidak alkohol, tidak merokok. Dia tipe orang yang menjaga dirinya dan mengajarkan anak-anak itu untuk melakukan hal yang sama," ungkap Joy Khampai, sahabat lama Ekapol yang bekerja di kedai kopi dekat Biara Mae Sai.
ADVERTISEMENT
Dari surat yang beredar, Ekapol diduga merasa bersalah karena telah membawa anak-anak ke Gua Tham Luang. Dalam surat yang ditulis di gua, Ekapol menyampaikan permintaan maafnya.
"Saya janji akan menjaga anak-anak. Saya ingin berterima kasih atas dukungannya, dan saya minta maaf," tulis Ekapol.
Kendati demikian, tak sedikit yang menganggap Ekapol berperan penting dalam menjaga kesehatan ke-12 anak tersebut.
"Bila dia tidak pergi dengan mereka (anak-anak -red) apa yang akan terjadi kepada anak saya? Bila dia keluar, kami harus mengobatinya. Sayangku Ek, saya tidak menyalahkanmu," ujar ibu Pornchai Khamluang, salah satu anak yang terjebak, kepada saluran televisi Thailand.