Duterte Akan Bertindak Keras kepada Teroris, Seperti Marcos

24 Mei 2017 11:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Rodrigo Duterte  (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
zoom-in-whitePerbesar
Rodrigo Duterte (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan bahwa dia akan bertindak keras kepada para teroris di Mindanao. Jika perlu, kata dia, darurat militer akan diterapkan selama setahun jika keadaan belum juga aman.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, pernyataan ini disampaikan Duterte dalam kunjungannya di Moskow, Rusia, pada Kamis (24/5). Dia terpaksa mempercepat kunjungannya itu menyusul serangan ISIS ke kota Marawi di Filipina selatan.
Duterte menerapkan darurat militer untuk semua wilayah di Mindanao. Dia mengatakan, darurat militer saat ini tidak ubahnya seperti yang diterapkan di zaman Presiden Ferdinand Marcos.
"Untuk rakyatku yang pernah merasakan darurat militer. Tidak akan berbeda dengan yang diterapkan Presiden Marcos. Saya akan keras," kata Duterte.
"Jika perlu setahun melakukannya, saya akan melakukannya. Jika selesai dalam sebulan, saya akan senang. Untuk rakyatku, jangan terlalu takut. Saya akan pulang. Saya akan mengatasi masalah setibanya di tanah air," lanjut Duterte.
ADVERTISEMENT
Militer Filipina (Foto: Reuters/Erik De Castro)
zoom-in-whitePerbesar
Militer Filipina (Foto: Reuters/Erik De Castro)
Darurat militer pernah diterapkan di masa kepemimpinan diktator Marcos pada tahun 1970-an. Saat itu Marcos coba memberangus pergerakan kaum komunis.
Dengan darurat militer, tentara berhak menerapkan jam malam, penangguhan hak-hak sipil, penahanan tanpa proses pengadilan, dan diberlakukannya pengadilan militer.
Setidaknya dua tentara dan seorang polisi terbunuh dalam baku tembak antara tentara dan kelompok Maute yang terafiliasi dengan ISIS di kota Marawi sejak Selasa (23/5).