Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Duterte Kini Buru Polisi Korup di Filipina
30 Januari 2017 18:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menangguhkan sementara peperangan melawan bandar narkotika. Incaran Duterte sekarang adalah para polisi korup yang menurutnya menjadi beking para bandar.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Senin (30/1), Duterte memperkirakan ada sekitar 40 persen dari anggota polisi Filipina yang korup.
Selama ini Duterte memang membela para polisi yang menurutnya telah bertindak tepat dalam memberantas bandar narkotika. Duterte bahkan siap menjadi tameng bagi polisi di depan masyarakat internasional atas operasi tersebut.
Namun dia mengaku frustrasi atas korupsi di tubuh kepolisian Filipina. Untuk fokus memberantas para "bandit kepolisian" ini, Duterte terpaksa menangguhkan operasi anti-narkotika.
Duterte sebelumnya telah menegaskan operasi anti-narkotika masih akan berlangsung hingga kepemimpinannya berakhir tahun 2022. Kepala polisi Filipina, Ronald Dela Rosa mengatakan operasi anti-narkotika diperkirakan akan kembali dilanjutkan pada bulan depan.
"Kepada seluruh polisi nakal, waspadalah! Kami tidak lagi berperang dengan narkotika. Sekarang kami berperang melawan bandit. Kami akan membersihkan kesatuan," tegas Dela Rosa.
ADVERTISEMENT
Duterte tidak pernah main-main jika telah mengumumkan perang dengan bandit. Dalam operasi anti-narkotika, lebih dari 7.000 orang tewas terbunuh, hanya 2.250 di antaranya tewas dalam operasi polisi, sisanya tidak diketahui sebab kematiannya.
Akibat operasi ini, Duterte menuai kecaman dari negara-negara Barat dan organisasi HAM.