Duterte Perintahkan Senator Pengkritik Dirinya Ditangkap

4 September 2018 16:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: AFP/Ted Aljibe)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: AFP/Ted Aljibe)
ADVERTISEMENT
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan penangkapan terhadap anggota parlemen dari kubu oposisi Antonio Trillanes. Senator tersebut dikenal sebagai pengkritik keras kebijakan perang narkoba yang dilakukan Duterte.
ADVERTISEMENT
Trillanes sejak lama terlibat perselisihan dengan Duterte. Ia pernah menuduh Duterte terlibat korupsi dan menuding anak Duterte sebagai gembong narkotika.
Penangkapan terhadap mantan anggota AL Filipina itu didasari dakwaan keterlibatannya terhadap upaya kudeta Presiden Gloria Arroya pada 2003 lalu.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: AFP/Ted Aljibe)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: AFP/Ted Aljibe)
"Tentara dan Kepolisian Filipina telah diperintahkan untuk menggunakan segala cara yang sah untuk menangkap Trillanes," sebut perintah yang dikeluarkan Pemerintah Filipina seperti dikutip dari AFP, Selasa (4/9).
Trillanes sebenarnya telah mendapat amnesti atas dugaan keterlibatan kudeta pada 2010 lalu.
Namun, pada Selasa (4/9) pemerintah memutuskan membatalkan amnetsi yang sudah diberikan. Sebab, Trillanes tidak menyelesaikan pengajuan aplikasi amnesti resmi serta tak mengakui kesalahannya.
Trillanes pada 2003 lalu, dituding memimpin sejumlah perwira junior untuk ikut serta dalam demo menentang Arroyo. Eks Presiden Filipina tersebut ketika itu diprotes karena korupsi serta kesalahan pengelolaan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Trillanes juga disebut sebagai otak pendudukan ilegal hotel di Manila pada 2007 yang ditujukan meminta Arroyo mundur.
Terkait semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya, Trillanes memerintahkan pengacaranya mempelajari seluruh dokumen penangkapan. Hal tersebut dilakukan agar penahanan terhadap dirinya bisa dihindarkan.
"Perintah itu tak punya dasar, ini jelas hanya sebuah persekusi politik, tapi saya bukan pengecut dan ada waktu untuk saya balas dendam," sebut Trillanes.