Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Duterte yang Menyamakan Diri dengan Hitler Kunjungi Monumen Holocaust
4 September 2018 15:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Filipina Rodrigo Duterte meletakkan karangan bunga di museum Holocaust, Yerusalem, dalam kunjungannya ke Israel, Senin (4/9). Pemandangan ini memutar kembali ingatan Duterte yang pernah menyamakan dirinya dengan Adolf Hitler, pemimpin Nazi pembantai jutaan umat Yahudi.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Duterte menyambangi Yad Vashem, museum dan monumen pembantaian Yahudi atau peristiwa Holocaust pada Perang Dunia II. Dia ditemani putrinya, Sara, dari istri pertamanya Elizabeth Abellana Zimmerman yang seorang Yahudi.
Dalam upacara yang khidmat, Duterte terlihat membungkuk di depan api abadi Aula Kenangan dan meletakkan karangan bunga. Dia menuliskan kata-kata di buku tamu yang kemudian dia bacakan.
"Jangan lagi. Semoga dunia memetik pelajaran dari masa paling kejam dan mengerikan dalam sejarah manusia," kata Duterte.
Sebelumnya pada 2016, Duterte pernah menuai kecaman dari Israel dan umat Yahudi setelah menyamakan dirinya dengan Hitler. Jika Hitler membantai Yahudi, maka dia telah membantai bandar dan pecandu narkoba di negara itu.
"Jika ada 3 juta pecandu narkoba. Saya dengan bahagia akan membantai mereka. Jika Jerman punya Hitler, Filipina punya..." kata Duterte ketika itu, sembari menunjuk dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Israel juga tidak bisa berlama-lama marah kepada Filipina. Selain pasar potensial perdagangan senjata, kedua negara punya hubungan sejarah yang baik.
Filipina ketika Perang Dunia II jadi tempat perlindungan 1.300 orang Yahudi yang lari dari pembantaian Nazi. Peran Filipina ini diakui sendiri oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pertemuannya dengan Duterte .
Saat ini banyak pekerja Filipina di Israel. Mereka kebanyakan bekerja sebagai perawat lansia. Ayah dan kakek Netanyahu sendiri dirawat oleh para pekerja asal Filipina.
"Saya, seperti banyak keluarga Israel lainnya, tersentuh oleh rasa kemanusiaan ini," kata Netanyahu.
ADVERTISEMENT