e-KTP Palsu dari Kamboja itu Terungkap karena Tulisan Kartu Identitas

10 Februari 2017 16:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bea Cukai rilis KTP dan NPWP dari Kamboja. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bea Cukai rilis KTP dan NPWP dari Kamboja. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Penemuan puluhan e-KTP palsu dan kartu NPWP dalam sebuah paket kiriman di Bandara Soekarno Hatta pada Jumat (3/2), berawal dari kecurigaan Petugas Bea Cukai. Paket seberat lebih dari 500 gram itu, dikirim dari Phnom Penh, Kamboja. 
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Erwin Situmorang, menuturkan pada dokumen yang menyertai paket, tertulis isinya adalah kartu identitas. Hasil pindaian elektronik, sebutnya, tampak beberapa kartu ada di dalam kotak bungkus pengiriman. 
Namun, negara pengirim paket tersebut yang membuat petugas masih curiga. "Dari negara pengirim banyak kasus ada paket yang berisi narkoba," kata Erwin di Kantor Ditjen Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (10/2). 
Petugas Bea Cukai pun meminta perusahaan jasa pengiriman untuk membuka isi paket. "Setelah dibuka kami temukan ada puluhan e-KTP, puluhan NPWP, satu buku tabungan, dan satu katur ATM," sebut Erwin. 
Curiga akan dipakai untuk kejahatan, Petugas Bea Cukai Bandara menyita barang-barang tersebut. Kerja sama dengan Direktorat Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri dan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan dilakukan. 
ADVERTISEMENT
Hasilnya, e-KTP tersebut dianggap palsu karena nama yang tertera berlainan dengan data hasil pindaian mesin pembaca chip. Sedangkan, dari 32 kartu NPWP, 30 di antaranya asli.
Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi, menduga barang-barang tersebut akan dipakai untuk membuka rekening bank. "Untuk menampung uang hasil kejahatan seperti narkoba, prostitusi, judi online, atau sebagai sarana pencucian uang," sebut Heru.
Menurutnya, pelaku kriminal sering membuka rekening bank dengan identitas palsu agar tidak bisa dilacak.
Hal serupa juga dituturkan Juru bicara Ditjen Pajak, Hestu Yoga Saksama. "KTP dan NPWP ini berkorelasi sebagai syarat membuka rekening di bank," ujarnya. 
Mengenai pengirim dan penerima paket, tidak disebut secara detil. Dirjen Bea Cukai hanya menyebut pengirim bernama Robin dan penerima bernama Leo. 
ADVERTISEMENT
Dugaan kartu identitas akan digunakan untuk penggelebungan suara pada Pilkada DKI Jakarta, juga tidak dijawab dengan tegas. "Masih kami investigasi," kata Heru Pambudi.