news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Effendi Simbolon Tantang Gatot Nurmantyo Jelaskan Isu PKI di DPR

28 September 2021 18:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon.
 Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon. Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi I DPR Fraksi PDIP Effendi Simbolon merespons pernyataan eks Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, yang menyebut raibnya patung Soeharto hingga AH Nasution di Kostrad sebagai tanda PKI sudah masuk ke TNI.
ADVERTISEMENT
Effendi menilai ada muatan politik lebih besar yang berusaha disampaikan Gatot. Di antaranya, menggiring opini masyarakat bahwa pemerintahan Presiden Jokowi pro dengan PKI.
Effendi pun mengajak Gatot untuk memaparkan isu PKI di DPR jika apa yang diungkapkan eks Panglima itu adalah fakta.
“Itu penggiringan saja, ujungnya kan menohok pemerintahan Presiden Jokowi, ‘rezim ini pro komunis’. Kita balikkan, Pak Gatot sampaikan, kalau perlu kami undang ke Komisi I. Beberkan di mana dan siapa, tunjuk saja langsung, sebagai mantan Panglima TNI,” kata Effendi kepada kumparan, Selasa (28/9).
“Karena kan kami yang ikut tanggung jawab fit and proper test. Saya usul [Pak Gatot] ngomong di Komisi I, yang bisa dipertanggungjawabkan secara konsitusi. Kita tanya, sebutkan, di mana, satuan mana, kalau perlu kita cek fakta dan investigasi,” imbuh dia.
Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman. Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
Lebih lanjut, Effendi menekankan, penarikan patung Presiden Soeharto, Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution dari Kostrad sudah dijelaskan oleh Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman. Patung-patung ini dibongkar karena diminta sang pembuat dan penggagas patung, eks Pangkostrad Letjen (Purn) AY Nasution.
ADVERTISEMENT
Dudung mengungkapkan AY Nasution merasa bersalah telah membuat patung yang merupakan bagian dari diorama peristiwa G30S PKI tersebut. Sebab, menurut keyakinan agama yang bersangkutan, membuat patung adalah dosa.
“Kan sudah disampaikan lebat rilis Letjen Dudung, dijelaskan kronologisnya seperti apa. [Sementara] semua bukti-bukti atau alat-alat atau dokumen tentang G30S PKI, alat, kendaraan yang dipakai prajurit Kostrad, KKO, RPKAD saat itu enggak ada yang hilang,” ujar Effendi.
“Jadi patung ditarik oleh penggagas AY Nasution eks Pangkostrad itu enggak berarti kemudian TNI sudah disusupi paham komunis. Memang narasi Pak Gatot ini terlalu seksi jelang 30 September. Pandai-pandainya dia arahkan, enggak laku kalau abis September,” imbuh dia.

Minta Gatot Nurmantyo Blak-blakan di DPR

Gatot Nurmantyo saat deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI di Bandung, Senin (7/9). Foto: Dok. Istimewa
Oleh sebab itu, Effendi meminta Gatot untuk ‘blak-blakan’ bahas isu PKI di DPR. Ia juga meminta Panglima TNI Hadi Tjahjanto hingga KSAD Andika Perkasa ikut serta dalam pertemuan ini.
ADVERTISEMENT
“Kalau perlu kita konfrontir dengan 3 kepala staf dan Panglima TNI. Tanya Panglima, betul enggak ada elemen PKI di kesatuan ini, batalyon ini. Jangan mudah aja bikin polemik dan enggak tanggung jawab.Kalau ada kita berantas, lakukan penegakan hukum,” tutur dia.
“Ini masalah serius, ideologi. Komisi I harus proaktif, saya ajak tanya, cek faktanya, di mana, kalau ada di Pangdam, di mana? Kita panggil komandannya, prajuritnya. Kalau perwira tinggi bintangnya kita panggil, DPR bisa maksa kok,” lanjutnya.
Jika tak dibahas di DPR, Effendi meminta Panglima TNI Hadi Tjahjanto hingga Kepala Staf TNI AD, AL, dan AU setidaknya memberikan respons langsung terkait tuduhan Gatot. Ia mewanti-wanti jangan sampai masyarakat beropini TNI membiarkan atau bahkan pro dengan PKI.
ADVERTISEMENT
“Mereka harus rilis respons resmi, bukan lewat jubir terkait tuduhan TNI sudah tersusupi paham komunis. Bahkan 3 kepala staf harus sampaikan itu. Dan Panglima TNI harus bisa janjikan enggak ada paham komunis atau PKI di seluruh pelosok negeri ini,” ujarnya.

Effendi ke Gatot: Jangan Ukur Orang Komunis dari Film dan Diorama

Gatot Nurmantyo. Foto: Prabarini Kartika/kumparan
Di sisi lain, Effendi menyoroti ini bukan pertama kalinya Gatot membawa isu PKI jelang 30 September. Gatot juga pernah memerintahkan seluruh jajarannya untuk memutar film Pengkhianatan G30S/PKI mulai dari tingkat Kodim, Korem, hingga Babinsa.
“Dulu dia juga bilang semua wajib nonton film G30S/PKI. Masa iya semua wajib nonton film pemberontakan yang notabene film itu juga enggak original apa adanya. Memunculkan sosok A dan diskreditkan sosok B,” ucap Effendi.
ADVERTISEMENT
Effendi mengkritik baik sikap ini maupun pernyataan Gatot soal patung diorama tiga jenderal TNI. Ia meminta Gatot untuk tak mengukur komunis atau tidaknya seseorang hanya dari hal-hal kecil.
“Janganlah kalau kita enggak nonton dinilai enggak antikomunis. Mengukur seseorang royal dengan negara itu enggak sepercik nonton film dan mindahin diorama. Mantan Panglima kok gitu,” tandasnya.