Eijkman Akan Uji Efektivitas Vaksin Sinovac-AstraZeneca dari Varian Corona Baru

23 Maret 2021 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan memasukan vaksin corona ke jarum untuk disuntikkan kepada pemuka agama saat vaksinasi corona massal dosis pertama di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (23/3).   Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan memasukan vaksin corona ke jarum untuk disuntikkan kepada pemuka agama saat vaksinasi corona massal dosis pertama di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (23/3). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dua mutasi virus corona jenis SARS-CoV-2 yakni varian B.1.1.7 asal Inggris dan N439K asal Skotlandia telah memasuki Indonesia. Namun, dari dua vaksin corona yang dimiliki Indonesia, Sinovac dan AstraZeneca, belum ada uji efektivitas terhadap mutasi virus penyebab COVID-19 itu.
ADVERTISEMENT
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof Amin Soebandrio, mengakui hingga kini belum ada yang melakukan pengujian efektivitas dan efisiensi vaksin corona secara langsung untuk kedua jenis mutasi tersebut.
"Belum ada secara khusus. Kita belum coba menguji langsung, misalnya antibodi yang sembuh atau pascavaksinasi dari varian tersebut. Kalau di luar negeri memang pernah melakukan hal itu, di perusahaan pembuat vaksin," jelas Amin kepada kumparan, Selasa (23/3).
Menurut Amin, uji efektivitas vaksin Sinovac dan AstraZeneca belum bisa karena isolatnya terlalu sedikit. Tetapi, jika kasus positif corona dari kedua varian baru itu bertambah dalam beberapa waktu ke depan, besar kemungkinan Eijkman akan melakukan pengujian lebih dalam dengan vaksin COVID-19 yang sudah ada.
Peneliti perempuan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang meneliti DNA COVID-19. Foto: L'Oreal Indonesia dan Eijkman
"Tidak tertutup kemungkinan kita menguji efisiensi atau efektivitas vaksin-vaksin itu terhadap varian baru. Intinya kan menguji antibodi yang sudah dibentuk pascavaksinasi itu terhadap virus-virus baru," ujar dia.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada [penambahan kasus dari mutasi baru], mudah-mudahan tidak ya, misalnya muncul varian atau mutan baru ya itu bisa dilakukan kajian makanya kita uji Whole Genome Sequencing terus," tutup Amin.
Saat ini, pemerintah masih menggencarkan program vaksinasi corona dengan vaksin Sinovac dan AstraZeneca. Kedua vaksin ini sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari BPOM.
Meski begitu, tidak sedikit juga yang bertanya apakah kemunculan varian baru virus corona asal Inggris dan Skotlandia ini sudah cukup ampuh dilawan dengan kedua vaksin yang sedang digunakan pemerintah ini.
Infografik Varian Baru Virus Corona. Foto: kumparan