Eijkman: Kita Tak Bisa Buru-buru Uji Klinis Vaksin Merah Putih, Produksi 2022

Gedung Eijkman Institute. Foto: kitlv.nl

Lembaga Biologi dan Molekuler (LBM) Eijkman mengungkapkan progres vaksin corona Merah Putih. Perjalanan untuk produksi masih panjang.

"Kami menggunakan salah satu virus yang diisolasi di Indonesia, satu kita pilih dan kita pelajari genetikanya, informasi genetikanya dan kita verifikasi protein S dan protein N. Kita amplifikasi di kloning, dan kami masukkan ke factory virus lagi, dan kita masukkan ke sel mamalia," kata Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio dalam diskusi virtual, Selasa (24/11).

Lalu Eijkman membuat sel mamalia ini menjadi pabrik protein. Dan saat ini progres sudah dalam tahap tersebut.

"Kita tunggu pabrik menghasilkan protein yang redundant yang sudah kita desain. Ini protein S dan protein N, nah nanti setelah selesai dikarakterisasi kita akan coba di hewan," ungkapnya.

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio seusai RDPU dengan Komisi VII DPR, Senin (17/2). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan

Ia mengatakan, protein itu akan diserahkan ke Bio Farma sebagai produsen kuartal I dan kuartal II 2021. Diperkirakan vaksin ini baru bisa diproduksi 2022.

"Di Bio Farma akan diuji klinis I, II, III. Dan kita belum bisa terburu-buru harus uji klinisnya. Baru bisa diproduksi diperkirakan 2022," tutur dia.

Ia menjelaskan, yang mengembangkan vaksin Merah Putih tidak hanya Eijkman. Ada UGM, ITB, dan LIPI.

"Masing-masing mengembangkan platform yang berbeda beda, masing-masing baru bisa uji klinis pertengahan tahun depan, Mungkin diharapkan akan bersamaan bisa menyajikan vaksin bagi seluruh rakyat," tutupnya.

Infografik Timeline Vaksinasi Corona Indonesia. Foto: kumparan