Eijkman Ungkap Ada 48 Kasus Varian Corona N439K di RI, Sudah Sejak November 2020

13 Maret 2021 14:06 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Virus corona jenis SARS-CoV-2 kini mulai bermutasi dengan berbagai jenis varian. Usai varian Inggris, B117, kini ada varian N439K yang juga ditemukan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, menyebut saat ini ada 48 kasus mutasi N439K di tanah air. Bahkan menurutnya, varian ini sudah terdeteksi sejak November 2020.
"Sudah dilaporkan lama, artinya sudah ditemukan November lalu sudah ada di Indonesia. Dari sekitar 537 isolat yang sudah dipelajari ada 48 mengandung mutasi itu," jelas Amin saat dihubungi kumparan, Sabtu (13/3).
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio seusai RDPU dengan Komisi VII DPR, Senin (17/2). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Amin memastikan varian N439K ini memiliki gejala yang sama dengan varian yang lain. Namun, N439K memiliki kemampuan untuk lebih menginfeksi seseorang dan memiliki daya ikat pada reseptor yang lebih kuat.
"Untuk gejalanya tidak ada perbedaan. Kalau keparahannya sih enggak, tapi memang bisa mengikat reseptor 2 kali lebih kuat daripada varian yang lain, kalau yang inggris (B117) sekitar 40%-70% lebih cepat, kalau dia mengikatnya lebih kuat," jelasnya.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
Amin mengatakan, varian N439K berbeda dari B117. Varian ini muncul dari mutasi virus corona yang ditemukan di Skotlandia, namun, saat itu belum disebut N439K.
ADVERTISEMENT
"Yang B117 itu dari varian UK, tapi yang N439K itu ada hubungannya turunannya dari virus yang pernah ditemukan di Skotlandia, tapi waktu itu belum dinamai N439K. Masih ada varian lain, kemudian dia bermutasi salah satu mutasinya N439K ini," paparnya.
Sementara untuk pencegahannya, Amin meminta masyarakat untuk terus disiplin prokes.
"Kalau masalah pencegahannya sama, kita kan kalau di luar tidak tahu varian yang mana yang ada. Prinsipnya tetap menerapkan prokes," imbaunya.
Informasi soal penemuan 48 kasus varian N439K di Indonesia juga diungkap Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban. Dalam akun Twitternya, ia menyebut penularan varian ini memang tak secepat B117, namun mampu bertahan terhadap antibodi.
"Yang paling disorot dari N439K adalah sifatnya yang resistan terhadap antibodi alias tidak mempan. Baik itu antibodi dari tubuh orang yang telah terinfeksi, maupun antibodi yang telah disuntikkan ke tubuh kita," ungkapnya.
Infografik Paket Combo Cegah Penularan COVID-19. Foto: kumparan
***
ADVERTISEMENT
Saksikan video menarik di bawah ini: