Eijkman: Varian Asli Delta Sudah Sedikit, Delta AY.2.3 dan AY.2.4 Dominan

12 November 2021 9:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Soebandrio. Foto: Youtube/@DPMPTSP DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Soebandrio. Foto: Youtube/@DPMPTSP DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
Mutasi virus corona varian Delta terus terjadi dan ditemukan di berbagai belahan dunia. Salah satunya yakni AY.4.2, yang menyebabkan lonjakan kasus di Inggris, dikhawatirkan terus merebak.
ADVERTISEMENT
Sampai dengan saat ini, belum ada satu kasus dari varian tersebut yang ditemukan di Indonesia. Akan tetapi, negara tenggara seperti Singapura dan Malaysia telah melaporkannya dan Indonesia dipastikan harus meningkatkan kewaspadaan.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan, saat ini Indonesia justru memilik banyak kasus dari mutasi varian Delta lainnya, yakni AY.2.3 dan AY.4.2.
"Varian Delta itu ada turunannya. Sekarang kalau Deltanya saja sudah sedikit karena sudah diidentifikasi sebagai turunannya. Ada A.Y.1 dan seterusnya. Tapi yang di Indonesia paling banyak itu AY.2.3 dan AY.2.4," kata Amin kepada kumparan, Jumat (12/11).
Hal ini juga telah disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu. Dari hasil pantauan, ditemukan bahwa mutasi pada A.Y.4.2 justru termasuk dalam dua mutasi Delta yang telah banyak di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Ternyata mutasi-mutasi yang berbahaya di AY.4.2 yang bahaya ada di Delta Plus itu sudah ada di AY.2.3, sudah ada di AY.2.4, sudah ada di Indonesia," ungkap Budi kepada para pemimpin redaksi media nasional, Rabu (10/11) malam.
Pada AY.4.2 terdapat mutasi L452R atau P681R. Keduanya sudah ada di mutasi lain dan menjadi varian dominan, yakni AY.2.3 dan AY.2.4.
Walau mutasi AY.4.2 belum ditemukan di Indonesia, Amin mengatakan bahwa mutasi-mutasi dari varian Delta lainnya yang sudah ditemukan juga harus tetap diwaspadai.
Sebab, selama itu masih berada dalam kategori Variants of Concerns seperti Delta, maka artinya itu juga berbahaya.
"Yang lainnya harus diperhatikan juga walau tidak semua sama berbahayanya. Tapi tetap kita anggap itu ada di bawah Delta, ya, harus tetap diawasi apakah AY.4.2 karena tidak semua ada di Indonesia," pungkas Amin.
ADVERTISEMENT