Ekapol dan 3 Anak yang Terjebak di Gua Thailand Tanpa Kewarganegaraan

13 Juli 2018 17:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekapol Asisten Pelatih 12 Anak Thailand yang Terjebak di Gua (Foto: Twitter/@yvvonelim9)
zoom-in-whitePerbesar
Ekapol Asisten Pelatih 12 Anak Thailand yang Terjebak di Gua (Foto: Twitter/@yvvonelim9)
ADVERTISEMENT
Meski telah berhasil keluar dari gua Thailand dengan selamat, tiga anak dan seorang pelatihnya itu masih memiliki masalah lain. Ekapol Chanthawong, Pornchai Kamluang, Adul Sam-on dan Mongkhol Boonpiam adalah penduduk tanpa kewarganegaraan alias bukan warga negara Thailand.
ADVERTISEMENT
Ekapol dan tiga anak asuhnya itu merupakan empat di antara 500 ribu orang di Thailand yang tidak memiliki kewarganegaraan. Hal ini lantaran mayoritas dari mereka adalah penduduk daerah perbatasan Myanmar atau wilayah terisolir dengan minimnya akses informasi soal prosedur menjadi warga negara.
Tanpa status warga negara, empat anggota tim sepak bola 'Babi Liar' itu mengalami sejumlah keterbatasan. Seperti dilarang pergi ke luar negeri, menempuh perguruan tinggi, sampai tak bisa melamar kerja.
Selain itu, secara otomatis Ekapol dan tiga anak asuhnya juga terancam batal memenuhi undangan Manchester United untuk datang ke Stadion Old Trafford di Inggris karena tak bisa memiliki paspor.
"Punya kewarganegaraan menjadi harapan terbesar bagi anak-anak. Mereka sering punya masalah bertanding di luar Chiang Rai," ujar pelatih tim Babi Liar lainnya Nopparat Khanthavong kepada AFP, Jumat (13/7).
ADVERTISEMENT
Tiga anak tersebut selama ini memiliki kartu identitas yang membuat mereka bisa mendaftar di sekolah. Sementara Ekapol tidak, sehingga ia paling rentan untuk dideportasi dari Thailand.
"Di bawah hukum Thailand, penduduk tanpa kewarganegaraan masih bisa memiliki hak dasar seperti pendidikan dan layanan kesehatan. (Tetapi) saya baca beberapa orang menyebut pelatih itu warga Burma (Myanmar, karena tidak punya KTP Thailand," tutur aktivis HAM Puttanee Kangkun.
Menanggapi soal ini, Menteri Dalam Negeri serta Departemen Anak dan Remaja berjanji menyediakan bantuan hukum agar mereka segera dapat status WN Thailand dalam waktu enam bulan. Padahal biasanya membutuhkan 10 tahun karena proses verifikasi yang lama.
Di sisi lain Kepala Biro Pendataan di Kemendagri Thailand, Venus Sirsuk, sudah mengkonfirmasi bahwa pihaknya tengah mengupayakan status warga negara untuk empat orang tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kini kami di Mae Sai sedang mencari keterangan lahir mereka. Kami harus melihat apakah mereka lahir di sini, atau memiliki ayah atau ibu warga Thailand," terang Venus, kepada The Guardian.
Namun Venus belum bisa memastikan kapan pendataan ini dapat selesai. "Tidak tahu, tergantung apakah kami akan menemukan surat-surat itu," tutupnya.