Eks Bupati Jembrana Tewas Tak Wajar: Ada Luka Benda Tumpul, Istri Dibekap

12 September 2024 17:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan. Foto: Polda Bali
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan. Foto: Polda Bali
ADVERTISEMENT
Polda Bali menduga kematian Mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana (84) tak wajar, disebabkan karena kekerasan benda tumpul. Sedangkan, istrinya, Sri Wulan Trisna (64), diduga karena dibekap.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Jansen Avitus, belum bisa menyimpulkan apakah kedua pasangan suami istri ini korban pembunuhan. Polisi sedang menyelidiki lebih lanjut.
Namun, dia memastikan keduanya meninggal dalam keadaan tidak wajar.
"Itu masih dalam tahap proses penyelidikan Polresta Denpasar namun dipastikan meninggal bukan karena sakit, bukan karena cairan (yang ditemukan di rumah) namun diduga (keduanya meninggal dalam keadaan) tidak wajar," kata Jansen saat dihubungi, Kamis (12/9).
Berdasarkan hasil autopsi, tubuh Ida Bagus Ardana ditemukan dalam kondisi membusuk dan mengalami luka lecet serta memar pada dada kanan. Luka lecet ini berasal dari tekanan dan kekerasan benda tumpul.
"Hasil autopsi jenazah laki-laki usia sekitar 84 tahun, kemudian pada saat ditemukan kondisi sudah dalam keadaan membusuk, ditemukan luka-luka lecet berupa lecet akibat tekanan, memar dan patah tulang akibat kekerasan benda tumpul," kata Jansen dalam keterangan terpisah.
ADVERTISEMENT
Kekerasan benda tumpul tersebut mengakibatkan tulang iga ruas ketiga, keempat, dan kelima pada dada patah. Autopsi juga menunjukkan adanya luka memar pada bagian tengah dan bawah paru.
"Sebab kematian diduga yang tidak wajar akibat kekerasan tumpul pada dada kanan yang menimbulkan patah tulang, patah tulang iga ruas ketiga, ke empat dan kelima sisi kanan," katanya.
Suasana prosesi kremasi jenazah Mantan Bupati Kabupaten Jembrana Ida Bagus Ardana (84) dan istrinya, Sri Wulan Trisna (64) di Krematorium Kerta Semadi di Mumbul, Kamis (15/8/2024). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Berdasarkan hasil pemeriksaan toksikologi ditemukan kafein dan kasein pada lambung. Kasein adalah kompeten protein utama pada produk susu. Autopsi tidak menunjukkan kafein dan kasein menjadi penyebab kematian.
"Di mana dua temuan tadi tidak menyebabkan kematian. Jadi bukan karena itu kematiannya," sambungnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan anatomi, Ida Bagus Ardana memiliki penyakit jantung koroner, yang mempersempit lubang pembuluh darah antara 10 hingga 95 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, hasil autopsi terhadap Sri Wulan Trisna ditemukan tubuhnya dalam keadaan membusuk dan luka-luka memar pada hidung dan bibir. Luka ini berasal dari benda tumpul.
"Hasil terhadap autopsi jenazah perempuan ditemukan di TKP berusia sekitar 64 tahun, juga dalam keadaan membusuk dan ditemukan luka-luka memar dan lecet akibat kekerasan tumpul. Di mana kekerasan hidung pada hidung dan bibir," katanya.
Hasil autopsi menunjukkan Sri Wulan Trisna meninggal mati lemas akibat benda tumpul tersebut. Menurut Jansen, luka memar pada hidung dan bibir yang berasal dari benda tumpul ini mirip dengan pola tindak pidana pembekapan.
"Berdasarkan pola lukanya sesuai dengan luka memar pada peristiwa pembekapan. Jadi disimpulkan terhadap jenazah perempuan diduga penyebab kematian adalah karena mati lemas kekerasan benda tumpul pada dada tersendiri yang dapat menyebabkan kematian," katanya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, penemuan mayat ini bermula dari laporan warga dan menantu Ida Bagus Ardana ke Kepala Lingkungan Karya Darma Putu Gede Igar Bramandika, Kamis (8/8) pukul 18.35 WITA.
Menantu Ida Bagus Ardana mendapati rumah dalam keadaan tertutup dan bau menyengat. Mereka kemudian menghubungi babinsa membuka paksa rumah dan mencari keberadaan kedua lansia itu.
Ida Bagus Ardana ditemukan tergeletak di dekat pintu dapur, sedangkan Sri Wulan Trisna telentang di tempat tidur.