Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Eks Dubes AS Akui Bersalah atas Dakwaan Bekerja Sebagai Mata-mata Kuba
1 Maret 2024 12:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Eks Duta besar Amerika Serikat untuk Bolivia, Victor Manuel Rocha, akan mengaku bersalah atas dakwaannya sebagai mata-mata Kuba selama empat dekade. Pria 73 tahun itu sebelumnya ditangkap pada Desember 2023 atas tuduhan tersebut.
ADVERTISEMENT
Rocha sempat mengaku tidak bersalah dua minggu lalu atas tuduhan "berkonspirasi dengan berpura-pura menjadi agen pemerintah asing". Tetapi Rocha mengatakan kepada Hakim Beth Bloom pada konferensi pra-sidang bahwa dia ingin mengubah pembelaan.
Pengadilan menetapkan Rocha dapat secara resmi mengubah pengakuan bersalah dan hukumannya pada 12 April mendatang.
"Salah satu penyusupan dengan jangkauan tertinggi dan paling lama terhadap pemerintah Amerika Serikat yang dilakukan oleh agen asing," kata pejabat AS dikutip dari AFP.
Rocha merupakan warga negara AS yang dinaturalisasi dan berasal dari Kolombia. Menurut pihak berwewenang di AS, dia diduga mulai membantu Havana sebagai agen rahasia Direktorat Jenderal Intelijen (DGI) Kuba pada 1981, dan aktivitas spionasenya berlanjut hingga ia ditangkap Desember lalu.
ADVERTISEMENT
"Dia berulang kali menyebut Amerika Serikat sebagai 'musuh'" dan berulang kali membual tentang pentingnya peran dia," kata Jaksa Agung Merrick Garland saat mengungkap penangkapan Rocha.
Rocha bergabung dengan Kementerian Luar Negeri pada 1981. Ia bertugas di Havana, Buenos Aires, Mexico City, Republik Dominika dan Washington.
Rocha kemudian bertugas di Dewan Keamanan Nasional dari 1994 hingga 1995 pada pemerintahan presiden Bill Clinton dan menjadi duta besar untuk Bolivia dari tahun 2000 hingga 2002 di bawah pemerintahan Clinton dan George W. Bush. Dia juga menjabat sebagai penasihat komando militer AS yang bertanggung jawab atas Kuba.
Pengaduan pidana terhadap Rocha merinci, dalam beberapa pertemuan sejak November 2022 dengan agen FBI yang menyamar, Rocha dinilai berperilaku seperti agen Kuba. Dia memuji mendiang pemimpin komunis Fidel Castro itu dan menggunakan istilah ‘kami’ untuk menggambarkan dirinya dan Kuba.
ADVERTISEMENT
Rocha juga mengaku melakukan perjalanan ke Havana pada 2016 atau 2017 untuk bertemu dengan petugas DGI-nya dan meminta agen yang menyamar tersebut untuk menyampaikan "salam hangat saya kepada Direccion," yang mengacu pada DGI.
Selai Rocha, warga Amerika lain yang ditangkap karena membocorkan rahasia ke Havana termasuk Walter Kendall Myers dan Gwendolyn Myers. Mereka didakwa pada 2009 atas tuduhan menjadi mata-mata Kuba selama hampir 30 tahun.
Juga Dituntut di Atas Kematian Pembangkang Kuba
Di satu sisi, Rocha juga menghadapi tuntutan hukum yang diajukan di Florida oleh janda dari pembangkang Kuba, Oswaldo Paya, Kamis (29/2) waktu setempat.
Istri Paya, Ofelia Acevedo, menuduh Rocha bertanggung jawab atas kematian mendiang suaminya yang juga pemenang Hadiah Sakharov Parlemen Eropa untuk HAM tahun 2002, dalam kecelakaan mobil di Kuba pada tahun 2012.
ADVERTISEMENT
Sebuah dokumen pengadilan mengeklaim bahwa "kediktatoran teroris Kuba membunuh Tuan Paya tanpa mendapat hukuman" sebagai akibat langsung dari "tindakan Roche sebagai agen rahasia kediktatoran teroris Kuba dan misi pengumpulan intelijennya melawan Amerika Serikat,"
Pembangkang Kuba lainnya, Harold Cepero, juga tewas dalam kecelakaan mobil yang sama, sementara dua orang lainnya di dalam kendaraan selamat yakni politisi Spanyol Angel Carromero dan politisi konservatif Swedia Jens Aron Modig.
Pihak berwenang Kuba menyalahkan Carromero yang merupakan mengemudi atas kecelakaan tersebut. Namun dia mengklaim mobil tersebut ditabrak oleh kendaraan dinas rahasia Kuba.
Dalam laporan yang diterbitkan Juni lalu, Komisi Hak Asasi Manusia Antar-Amerika (IACHR) lalu menyimpulkan bahwa agen-agen negara Kuba ikut serta dalam kematian para pembangkang. Sebab itu Ofelia Acevedo menuntut Rocha.
ADVERTISEMENT
“Saya mencari apa yang saya cari selama ini: kebenaran, keadilan, dan rezim serta antek-anteknya untuk berhenti bertindak tanpa mendapat hukuman,” kata Ofelia Acevedo dalam pernyataannya.