news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Eks Gerilyawan Jadi Presiden Sayap Kiri Pertama di Kolombia

20 Juni 2022 9:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandidat presiden sayap kiri Kolombia Gustavo Petro. Foto: DANIEL MUNOZ/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kandidat presiden sayap kiri Kolombia Gustavo Petro. Foto: DANIEL MUNOZ/AFP
ADVERTISEMENT
Gustavo Petro memenangkan kursi kepresidenan Kolombia dalam pemilihan presiden pada Minggu (19/6/2022). Petro menjadi tokoh sayap kiri pertama yang meraih kekuasaan tertinggi negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Mantan anggota gerakan gerilya M-19 itu mengalahkan raja konstruksi, Rodolfo Hernandez. Petro mendapati selisih tak terduga, yakni lebih dari 700.000 suara.
Petro memenangkan 50,5 persen suara berkat menggembar-gemborkan perubahan sosial dan ekonomi dalam kampanyenya. Sementara itu, Hernandez menerima 47,3 persen dukungan.
Analis mengatakan, kemenangannya mengindikasikan keinginan masyarakat untuk memerangi ketidaksetaraan. Hampir separuh penduduk negara itu hidup dalam kemiskinan.
Mantan Wali Kota Bogota itu berjanji akan memerangi ketidaksetaraan dengan pendidikan gratis pada tingkat universitas hingga reformasi pensiun.
Meski berjanji akan menghormati kontrak-kontrak yang sudah diteken pemerintah saat ini, Petro mengusulkan larangan proyek minyak baru. Proposal-proposalnya itu tentunya mengejutkan para investor.
Kemenangan Petro kemungkinan akan menyebabkan gangguan dalam pasar sebelum kabinetnya diumumkan.
ADVERTISEMENT
"Mulai hari ini Kolombia berubah; Kolombia berbeda. Perubahan terdiri atas meninggalkan sektarianisme," seru Petro kepada para pendukungnya, dikutip dari Reuters, Senin (20/6/2022).
"Ini bukan waktu untuk kebencian, pemerintahan ini, yang akan dimulai pada 7 Agustus, adalah pemerintahan kehidupan," lanjut dia.
Kandidat presiden Kolombia Rodolfo Hernandez. Foto: Eva Marie UZCATEGUI/AFP
Kemenangan Petro turut mendorong Kolombia dalam daftar negara Amerika Latin yang memilih kaum progresif dalam beberapa tahun terakhir.
"Apa yang ditunjukkan penduduk Kolombia hari ini adalah bahwa mereka mencari pemerintah yang fokus pada isu-isu sosial utama," terang konsultan senior dari FTI Consulting, Daniela Cuellar.
"Penyakit ketidaksetaraan Kolombia yang sudah berlangsung lama, yang diperburuk oleh COVID-19, telah berkontribusi pada keputusan pemilih mencari perubahan," sambung dia.

Pilpres Ketiga

Menggapai kursi orang nomor satu bukan hal mudah bagi Petro. Pilpres pada 2022 merupakan kampanye yang ketiga bagi Petro. Meski berulang kali kalah pria berusia 62 tahun tersebut mengeklaim dirinya sebagai pejuang revolusioner.
ADVERTISEMENT
Dia kerap digambarkan sebagai orator ulung. Petro sempat bergabung dengan kelompok gerilya perkotaan M-19 saat berusia 17 tahun.
Namun, perannya dalam perang saudara di Kolombia adalah sebagai organisator, bukan sebagai pejuang.
Pada 1985, Petro ditangkap oleh militer pada 1985. Dia mengaku mengalami siksaan akibat keterlibatannya dengan kelompok gerilyawan.
Petro mengatakan, dia akan membuka kembali negosiasi dengan kelompok gerilya terakhir Kolombia, ELN. Dia juga berjanji akan menerapkan kesepakatan damai 2016 dengan pemberonkan FARC.