Eks Intel Israel: Corona Diduga dari Lab Wuhan, Terkait Bio-Warfare

26 Januari 2020 13:42 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana jalalanan di Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/Hector RETAMAL
zoom-in-whitePerbesar
Suasana jalalanan di Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/Hector RETAMAL
ADVERTISEMENT
Virus corona yang menyebar di China dan sejumlah negara kian meluas. Menanggapi epidemi ini, eks perwira intelijen militer Israel, Dany Shoham, menuding virus corona kemungkinan berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Washington Times, Minggu (26/1), Wuhan memiliki laboratorium penelitiana virus tercanggih, yakni Institut Virologi Wuhan. Radio Free Asia melaporkan, lokasi itu diklaim menjadi laboratorium penelitian virus yang mampu mengatasi virus mematikan.
Shom menuding virus ini ada kaitannya dengan perang biologi (bio -warfare) China. Saat ditanya apakah ada kemungkinan virus itu bocor dari laboratorium institut, Shom menjawab agak rinci.
Aktivitas tim medis Rumah Sakit Wuhan, China saat merawat pasien terjangkit virus corona. Foto: THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO /via REUTERS
“Pada prinsipnya, infiltrasi virus keluar mungkin terjadi, baik sebagai kebocoran atau sebagai infeksi tanpa disadari dalam ruangan, dari seseorang yang biasanya keluar dari fasilitas yang bersangkutan," kata Shom kepada The Washington Times.
Sejumlah warga terlihat di rumah sakit di Wuhan, Hubei, China. Foto: Layanan Berita China / Via REUTERS.
Aktivitas di rumah sakit di Wuhan, Hubei, China. Foto: Layanan Berita China / Via REUTERS.
Shom meyakini Wuhan memiliki dua laboratorium yang terhubung dengan program bio-warfare. Shoham, yang mengklaim telah mempelajari bio-warfare, mengatakan, dua laboratorium di institut itu terkait dengan program senjata biologi rahasia Beijing.
ADVERTISEMENT
"Laboratorium tertentu di institut [Virologi Wuhan] ini mungkin telah terlibat, dalam hal penelitian dan pengembangan, dalam [senjata biologi] China, setidaknya secara kolateral (terhubung), namun bukan sebagai fasilitas utama Bio-warfare China," kata Shoham.
Wisatawan menggunakan masker berdatangan di Bandara Pearson, Torontom Ontario, Kanada. Foto: REUTERS / Carlos Osorio
Salah satu jalan yang diblokir oleh polisi untuk membatasi orang yang meninggalkan Wuhan di provinsi Hubei, China. Foto: AFP/Hector RETAMAL
Shoham menilai, pengerjaan senjata biologi tersebut dilakukan sebagai bagian dari penelitian ganda sipil-militer yang terselubung. Namun, China berkali-kali membantah memiliki senjata biologi atau kimia.
"Ini berarti virus SARS ditahan dan diperbanyak di sana, tetapi itu bukan virus corona baru, kecuali tipe liar yang telah dimodifikasi, yang tidak diketahui dan tidak dapat dispekulasi pada saat ini," kata Shoham.
Salah satu tim medis Rumah Sakit Wuhan, China saat merawat pasien terjangkit virus corona. Foto: THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO /via REUTERS
"Coronavirus (khususnya SARS) telah dipelajari di institut dan mungkin diadakan di sana. SARS termasuk dalam program Bio-Warfare China, pada umumnya, dan ditangani di beberapa fasilitas terkait," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kariernya, Shoham meraih gelar doktor dalam bidang mikrobiologi medis. Dari tahun 1970 hingga 1991, ia menjabat analis senior intelijen militer Israel untuk perang biologi dan kimia di Timur Tengah dan di seluruh dunia, memegang pangkat letnan kolonel. Shoham kini berkutat di Pusat Studi Strategis di Universitas Bar Ilan di Israel.
Petugas kesehatan Malaysia menggunakan 'thermal scanner' mendeteksi suhu tubuh penumpang yang tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: AFP/MOHD RASFAN
Staf medis memindahkan seorang pasien di Rumah Sakit Jinyintan, tempat pasien virus corona di Wuhan, China Foto: REUTERS/Stringer
China sejauh ini menyebut asal-usul virus corona masih diselidiki. Riset Journal of Medical Virology melaporkan virus corona jenis baru (2019-nCoV) diduga berasal dari ular. Adapun penelitian Wuhan Institute for Virology menyebut, 96 persen susunan genetik virus identik dengan virus corona yang umumnya menginfeksi kelelawar.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Gao Fu, mengatakan, virus tersebut berasal dari hewan liar yang dijual di Pasar Seafood Huanan, Wuhan.
ADVERTISEMENT
Total 56 orang di China meninggal dunia akibat virus ini. Sebanyak 18 kota di China diisolasi, ribuan orang dari berbagai negara mulai terjangkit.
Cegah Virus Corona. Foto: Masayu Antarnusa/kumparan